Go Karts (2020)
102 min|Family, Sport|16 Jan 2020
5.9Rating: 5.9 / 10 from 3,708 usersMetascore: N/A
A thrilling family film about a boy who must overcome tremendous odds and his own recklessness to achieve his dream of winning the National Go Kart Championship.

Go! atau Go-Kart adalah film drama olahraga remaja produksi Australia yang diarahkan Owen Trevor. Film yang didistribusikan Netflix ini dibintangi para pemain yang namanya pasti asing di telinga kita, seperti Richard Roxburgh, William Lodder, Frances O’Connor, Anastasia Bampos, serta Dan Wyllie. Film bertema balap go-kart memang nyaris tak pernah terdengar sebelumnya, kini apakah mampu menawarkan sesuatu yang berbeda bagi genrenya?

Alkisah Jack dan ibunya pindah ke kota kecil di tepi pantai barat Australia. Jack hingga kini rupanya masih belum mampu lepas dari sosok mendiang ayahnya yang terobesi dengan mobil. Bakat bawaan dari sang ayah mulai terpacu ketika di kota barunya ini, ia menemukan hobi barunya, yakni balap go-kart. Mantan juara balap, Patrick yang juga pemilik arena balap di sana, melihat bakat alami Jack dan ia pun akhirnya mau melatihnya dengan cara yang unik. Berbekal dua rekan mudanya, Colin dan si mekanik, Mandy, Jack mencoba melawan segala tantangan untuk menjadi juara balap Go-kart level nasional.

Plotnya memang baku untuk standar genrenya. Jack adalah seorang pembalap amatir yang bermodal seadanya, namun bisa berprestasi istimewa. Tipikal plot David vs Goliath, namun tak sepenuhnya karena memang sejak awal bakat alami Jack adalah yang membuat dirinya berbeda. Plotnya jelas mudah sekali kita antisipasi. Hanya saja, perjalanan kisahnya yang membuat sedikit menarik karena adanya beberapa subplot, yakni sang ibu yang kesepian, sang pelatih yang trauma, serta hubungan asmaranya dengan Mandy. Tak ada satu pun yang istimewa tapi juga jauh dari kata buruk. Satu hal yang terasa amat lemah hanyalah hubungan Jack dan mendiang ayahnya. Sosok sang ayah tak banyak dijelaskan secara rinci dan apa hubungan sang ayah dengan mobil? Ia seorang pembalapkah? Tak jelas, padahal ini sebenarnya penting bagi penokohan sosok Jack.

Baca Juga  The Swarm

Satu kekuatan terbesar film ini adalah segmen balapnya. Balap go-kart mampu disajikan dengan enerjik, dinamis, dan menegangkan sehingga mampu membawa penonton ikut terbawa dalam aksi balap, momen demi momen. Sisi sinematografi dan editingnya amat mendukung segmen balap ini menjadi terlihat istimewa. Tak kalah dengan film-film besar Hollywood sejenis. Satu lagi yang mendukung film ini jelas adalah akting para pemainnya. Nyaris semuanya bermain prima, sang ibu dan pacarnya, sang pelatih, dan tentu sang tokoh utama dengan sang pacar. Masing-masing dari mereka mampu memberikan chemistry yang sangat baik di tiap subplotnya. Membuat kita mudah sekali untuk larut dalam kisah dan bersimpati dengan tiap karakternya.

Go! adalah film drama olahraga remaja solid, dengan kombinasi aksi balap, roman, serta sisi keluarga dan persahabatan yang seimbang. Bujet besar terbukti tidak memberikan jaminan banyak bagi genre ini. Go! telah membuktikannya dengan cara yang berkelas. Go! adalah tontonan yang mendidik sekaligus menghibur yang bisa dinikmati segala usia. Selamat menonton.

Stay Healthy and safe!

PENILAIAN KAMI
Overall
70 %
Artikel SebelumnyaKingdom
Artikel BerikutnyaEscape from Pretoria
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.