Greyhound (2020)
91 min|Drama, History, War|10 Jul 2020
7.0Rating: 7.0 / 10 from 121,611 usersMetascore: 64
Several months after the U.S. entry into World War II, an inexperienced U.S. Navy commander must lead an Allied convoy being stalked by a German submarine wolf pack.

Greyhound adalah film thriller perang arahan Aaron Schneider. Film ini dibintangi oleh aktor kawakan Tom Hanks yang uniknya juga menulis naskahnya yang diadaptasi dari novel berjudul The Good Shepherd karya C.S. Forester. Film ini seharusnya dirilis di bioskop pada bulan Juni lalu dan akibat pandemi hak distribusinya dibeli oleh Apple TV+ yang dirilis secara online kemarin. Berbekal USD 50 juta dengan segala pencapaian teknisnya, sayang sekali memang kita tidak bisa menontonnya di bioskop.

Kisah filmnya berlatar Perang Dunia II di perairan Samudera Atlantik. Pihak Jerman berusaha untuk menghancurkan kapal-kapal pengangkut suplai dari AS ke Eropa (Inggris) menggunakan kapal selam mereka. Alhasil, puluhan kapal pengangkut tersebut dijaga oleh beberapa kapal tempur bersenjata lengkap plus pengawalan dari udara melalui pesawat pembom. Namun, karena keterbatasan bahan bakar, pengawalan udara tidak sepenuhnya bisa dilakukan sepanjang perjalanan. Momen inilah yang menjadi plot utama filmnya karena konvoi kapal sangat rentan oleh serangan kapal selam (U-Boat).

Judul novelnya memang pas menggambarkan kisahnya. Kapal tempur Greyhound yang terdepan, layaknya seorang penggembala yang menjaga hewan ternaknya dari serangan serigala. Bersama tiga kapal lainnya, mereka bisa bergerak ke mana saja untuk mencegat U-boat musuh. Kemampuan awak kapal dalam membaca sonar (mengetahui posisi musuh) bertanggung jawab penuh terhadap semua sisi ketegangan dalam film ini. Kita sebelumnya telah melihat banyak film kapal selam, misal saja U-571, dengan sisi ketegangan yang sama. Namun, kini kita bisa melihat dari sudut pandang kapal tempur yang rupanya jauh lebih rentan. Musuh yang tak terlihat memang mampu memberikan kombinasi suspense dan kejutan maksimal.

Baca Juga  The Avengers

Tom Hanks jelas adalah bintangnya. Sang Captain Phillips kini bermain sebagai Ernest Krause, pemimpin kapal tempur Greyhound. Sosok ini nyaris tak pernah istirahat sepanjang filmnya yang menampilkan ketegangan tanpa henti. Hanks menampilkan performa maksimal dengan karismanya yang kuat sebagai seorang kapten kapal yang tangguh. Dalam film ini, sang kapten tampak selalu was-was serta setiap saat harus mengambil keputusan tegas dalam situasi yang tak terduga dan berubah setiap saat. Naskah yang solid ditulis sang aktor sendiri mampu membuatnya seolah tahu betul apa yang dilakukan seorang kapten kapal dalam momen genting tersebut.

Dengan plot berpacu dengan waktu plus penampilan sang bintang, Greyhound adalah salah satu film bertema kapal perang paling menegangkan yang pernah ada. Tentu saja, rekayasa digital berperan penuh dalam film ini, terlebih sepanjang kisahnya, kondisi cuaca sangat tak bersahabat, dan pencapaiannya memang sama sekali tak buruk, setidaknya di layar kecil. Sulit menilai memang jika tidak menontonnya di layar lebar dengan dukungan tata suara yang mapan. Film penuh aksi macam ini memang lebih pas untuk ditonton di bioskop.

Stay safe and Healthy!

1
2
PENILAIAN KAMI
Overall
75 %
Artikel SebelumnyaThe Old Guard
Artikel BerikutnyaPalm Springs
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses