Prolog Kilas Balik:
Marriage Story, apa ulasan film ini sudah telat? Ya tentu saja. Film ini adalah satu dari banyak film berkualitas yang tidak sempat saya ulas, sejak akhir tahun lalu hingga awal tahun ini. Ya, mungkin sekarang adalah saat yang tepat untuk melakukan kilas-balik ke beberapa bulan lalu. Beberapa diantaranya adalah film-film masterpiece yang saya pikir tidak bisa dilewatkan penikmat film begitu saja. Bagi yang belum menonton, ini adalah saat yang sempurna di tengah musibah besar dan pengasingan diri yang tengah kita lakukan sekarang. Siapa tahu, film-film ini bisa membuat kita merenung lebih jauh tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan umat manusia kini atau mungkin hidup kita sendiri. Selamat membaca.
Marriage Story adalah film drama yang digarap oleh sineas kawakan Noel Baumbach sekaligus bertindak menjadi produser dan penulis naskahnya. Film berbujet USD 18 juta ini didistribusikan oleh Netflix pada akhir tahun lalu. Marriage Story dimainkan oleh beberapa bintang papan atas, yakni Scarlet Johansson, Adam Driver, Laura Dren, Alan Alda, hingga Ray Liotta. Seperti telah kita ketahui film ini mendapat pujian tinggi di banyak ajang festival film bergengsi, macam BAFTA, Golden Globe, hingga Academy Awards. So, di mana kekuatan film ini sebenarnya?
Film ini mengisahkan pasangan suami istri di ambang perceraian mereka. Charlie adalah sutradara teater kenamaan yang amat berbakat, lalu Nicole (Johansson) adalah bintang panggungnya yang sekaligus adalah sang istri. Hubungan mereka yang makin renggang, akhirnya memicu Nicole untuk menceraikan suaminya. Kisah filmnya berlanjut menyajikan bagaimana proses perceraian ini menguras waktu, fisik, dan mental keduanya dengan posisi sang putra, Henry, di tengah keduanya.
Kelebihan film ini dibandingkan film sejenisnya adalah kedekatannya dengan realitas. Konflik yang tak memaksa dan semuanya berjalan natural tanpa sesuatu yang didramatisir berlebihan. Tampak sekali kisah ini begitu personal bagi sang sineas yang juga menulis naskahnya. Gaya penyutradaraannya pun sederhana, seperti kisahnya dengan mata kamera selalu mengikuti sang obyek utamanya. Beberapa shot disajikan sangat brilian menggambarkan kerenggangan dua tokohnya. Kita layaknya menonton film dokumenter tentang biografi kedua tokohnya. Namun, bukan berarti kisahnya superior dibandingkan film sejenis, sebut saja Before Midnight dan Blue Valentine. Saya masih memilih dua film ini.
Bintang dari film ini adalah permainan para bintangnya. Tak banyak komentar untuk Johansson dan Driver yang bermain begitu ekspresif dan emosional sepanjang filmnya. Terbukti peran superhero yang dimainkan sang aktris, nyatanya tak banyak menguras enerjinya. Sementara Driver, kita memang sudah memahami penuh talentanya. Satu adegan ketika keduanya terlibat adu mulut adalah salah satu adegan pertikaian suami istri terbaik yang pernah ada. Adegan krusial ini mampu merangkum semua kisah filmnya dengan amat sempurna. Sungguh-sungguh penuh emosi. Sementara aktris senior, Laura Dern mencuri perhatian sebagai Nora, pengacara Nicole dengan performanya yang penuh percaya diri.
Kekuatan terbesar Marriage Story adalah gaya penyutradaraan sang sineas yang bersahaja dan para kastingnya yang bermain di atas standar. Marriage Story memberikan pemahaman besar bagi kita tentang arti sebuah pernikahan yang berujung perceraian. Menjalin hubungan ke jenjang yang lebih tinggi memang bukan perkara mudah. Semua bisa berujung pada kebaikan, namun juga bencana bagi semua. Kita tak bisa tahu bagaimana kelak hubungan Charlie dan Nicole berujung? Semua dibutuhkan itikad dan komunikasi yang baik serta saling mengisi kekurangan satu sama lain. Semua pasangan muda bisa belajar dari hubungan Charlie dan Nicole.