#MoveOnAja merupakan film komedi-drama produksi Northcliff Pictures. Film ini diarahkan oleh Hestu Saputra, yang juga mengarahkan Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar dan Hujan Bulan Juni. Naskahnya ditulis oleh Ifan Ismail, penulis skenario Habibie & Ainun dan Ayat-Ayat Cinta 2 bersama Rachmania Arunita, penulis Eiffel I’m in Love. Sejumlah nama yang bermain dalam film ini, meliputi Marthino Lio, Lala Karmela, seorang Komika, Uus, dan dua wajah yang tak asing bagi publik, Asmara Abigail dan Totos Rasiti.

Irwan (Marthino Lio), seorang sopir ojol dengan keahlian di bidang arsitektur, masih tenggelam dalam masa lalu dan patah hatinya hingga menjelang malam tahun baru. Sementara Dani (Uus) teman satu rumah dengan kecintaan memburu wanita, terus mendorong sahabatnya agar segera move-on dari mantan pacarnya, Jessica (Lala Karmela). Kebutuhan Irwan akan sosok pengganti Jessica membawanya ke depan wanita lain, Nadia (Asmara Abigail). Tapi tidaklah mudah bagi Irwan dan Nadia untuk saling menjalin hubungan baru, sementara masih ada kenyataan di belakang mereka yang harus dihadapi.

Ide cerita #MoveOnAja sendiri sepele tanpa tawar, pun dengan pengemasan yang klise. Film ini seperti hanya dimanfaatkan bagi sang sineas serta penulisnya untuk kebutuhan ‘kantong’ belaka. Tidak ada tendensi atau tanggung jawab untuk membuat film-film kelas bioskop dengan kualitas memukau. Film ini pun rasa-rasanya ditayangkan begitu saja dengan hasil akhir asal jadi.

Alur cerita #MoveOnAja sangat mudah ditebak. Kita akan mudah mengetahui ke mana arah film ini berjalan, dengan kebimbangan Irwan yang membutuhkan sosok pengganti Jessica, sementara sebuah momen besar sudah semakin dekat. Situasi dan kondisi yang serba mendadak, tiba-tiba bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Sekalipun itu sangat mustahil terjadi tanpa adanya rencana. Dan inilah yang tanpa peduli dibenturkan begitu saja dalam kisah film ini.

Baca Juga  Sweet 20

#MoveOnAja tak memberi tawaran apapun selain segmen komedi dan latar musik orisinilnya. Lawakan kelas receh khas seorang komika yang juga turut bermain, Uus (Dani), terimplementasikan ke dalam film ini melalui sejumlah bentuk komedi yang meliputi slapstick, komedi situasi, komedi observasi, komedi karakter, komedi cringe, komedi properti, dan terutama komedi biru. Kalau bukan karena dukungan ini, #MoveOnAja benar-benar mirip Film Televisi (FTV) yang juga sering mengambil lokasi yang sama dengan film ini, Bali.

Segmen drama dalam film ini juga tidak mampu mengangkat kedalaman emosional masing-masing tokohnya. Bahkan untuk sekadar mengimbangi intensitas komedinya pun tidak sanggup. Dialog-dialognya terdengar kaku, canggung, dan dipaksakan. Alih-alih mengangkat momen dramatis dengan tensi dan konflik-konflik yang tinggi, dialog yang tersampaikan justru semakin menguatkan segmen komedinya.

Film yang menjadi debut Northcliff Pictures sebagai perusahaan baru ini, pada akhirnya tidak berhasil membuat penonton berdecak kagum. Rasa-rasanya seperti sekadar proyek coba-coba di tengah dominasi studio-studio besar. #MoveOnAja tidak mampu mengemas ide cerita yang sederhana dengan lebih baik lagi, sekalipun terdapat nama-nama, seperti Hestu Saputra dan Ifan Ismail di baliknya.

Miftachul Arifin – Mahasiswa Magang

PENILAIAN KAMI
Overall
30 %
Artikel SebelumnyaTenki no Ko (Weathering with You)
Artikel BerikutnyaExit
Miftachul Arifin lahir di Kediri pada 9 November 1996. Pernah aktif mengikuti organisasi tingkat institut, yaitu Lembaga Pers Mahasiswa Pressisi (2015-2021) di Institut Seni Indonesia Yogyakarta, juga turut andil menjadi salah satu penulis dan editor dalam media cetak Majalah Art Effect, Buletin Kontemporer, dan Zine K-Louder, serta media daring lpmpressisi.com. Pernah pula menjadi kontributor terpilih kategori cerpen lomba Sayembara Goresan Pena oleh Jendela Sastra Indonesia (2017), Juara Harapan 1 lomba Kepenulisan Cerita Pendek oleh Ikatan Penulis Mahasiswa Al Khoziny (2018), Penulis Terpilih lomba Cipta Puisi 2018 Tingkat Nasional oleh Sualla Media (2018), dan menjadi Juara Utama lomba Short Story And Photography Contest oleh Kamadhis UGM (2018). Memiliki buku novel bergenre fantasi dengan judul Mansheviora: Semesta Alterna􀆟f yang diterbitkan secara selfpublishing. Selain itu, juga menjadi salah seorang penulis top tier dalam situs web populer bertema umum serta teknologi, yakni selasar.com dan lockhartlondon.com, yang telah berjalan selama lebih-kurang satu tahun (2020-2021). Latar belakangnya dari bidang film dan minatnya dalam bidang kepenulisan, menjadi motivasi dan alasannya untuk bergabung dengan Komunitas Film Montase sejak tahun 2019. Semenjak menjadi bagian Komunitas Film Montase, telah aktif menulis hingga puluhan ulasan Film Indonesia dalam situs web montasefilm.com. Prestasi besar terakhirnya adalah menjadi nominator Festival Film Indonesia 2021 untuk kategori Kritikus Film Terbaik melalui artikel "Asih, Cermin Horor Indonesia Kontemporer" bersama rekan penulisnya, Agustinus Dwi Nugroho.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses