Resident Evil: Welcome to Raccoon City (2021)
107 min|Action, Horror, Sci-Fi|24 Nov 2021
5.2Rating: 5.2 / 10 from 69,699 usersMetascore: 44
Set in 1998, this origin story explores the secrets of the mysterious Spencer Mansion and the ill-fated Raccoon City.

Seri Resident Evil yang sejak awal sudah merupakan film aksi medioker, dibuat lagi? Tunggu dulu, kali ini Milla Jovovich tak ada di dalamnya, dan satu hal yang menarik, kali ini game-nya adalah yang menjadi titik pijak visualnya, serta kisahnya adalah prekuel. Resident Evil: Welcome to Raccoon City adalah terhitung film ketujuh dari adaptasi game populer ini. Film ini digarap oleh Johannes Robert dengan dibintangi Kaya Scodelario, Hannah John-Kamen, Robbie Amell serta Tom Hopper. Apakah film ini memiliki peningkatan kualitas dari sebelumnya?

Kisahnya memang tidak bisa dibilang prekuel dari seri sebelumnya karena baik pemain maupun dunia kisahnya berbeda. Namun, dari sisi adaptasi game-nya (plot), kisah ini sah-sah saja dibilang prekuel. Film ini sederhananya bercerita tentang awal mula bagaimana virus mematikan ini berdampak pada warga kota Raccoon pada tahun 1998. Karakter-karakter besar game-nya pun ditampilkan semua, sebut saja Claire & Chris Redfield, Jill Valentine, Albert Wesker, Leon S. Kennedy, hingga banyak lainnya. Saya pernah sesekali bermain game-nya dan bukan fans, jadi tidak paham betul alur kisahnya secara utuh, selain hanya mengagumi setting horor dan subyektif shot unik yang membuat game ini memiliki sisi ketegangan maksimal.

Sepertiga durasi cerita, boleh dibilang saya terkesan dengan plotnya yang mampu menyajikan sisi misteri kuat serta atmosfir kota Raccoon yang gelap dan suram. Secara visual mirip game-nya. Sementara plot sejenis sudah ratusan kali digunakan dalam film (kota mati dengan zombi di dalamnya), termasuk seri Resident Evil sendiri. Ketika aksi bermula, pada momen ini pula kisah film ini berakhir. Alurnya berubah drastis menjadi plot cat-mouse seperti yang sudah-sudah. Cerita sebenarnya punya potensi menikung sedikit ke koorperasi besar serta isu lingkungan kuat yang kini tengah panas-panasnya. Namun, film ini nyatanya hanya menjual visual dan aksi. Tidak lebih.

Baca Juga  Ad Astra

Selain setting dan atmosfir memukau yang senada dengan game-nya, Resident Evil: Welcome to Racoon City tidak banyakmenampilkan apa pun selain yang sudah dilakukan seri ini sebelumnya. Secara visual, harus diakui, film ini memang amat mengagumkan. Bagi penikmat setia game-nya boleh jadi ini adalah layaknya menonton clip game secara utuh tanpa harus susah-susah bermain. Satu adegan mencekam bersama Chris dan kawan-kawan di lokasi ikonik, Spencer Mansion bisa jadi adalah yang terbaik di antara semua.

1
2
PENILAIAN KAMI
Overall
60 %
Artikel SebelumnyaTeka Teki Tika
Artikel BerikutnyaDon’t Look Up
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). A lifelong cinephile, he developed a profound passion for film from an early age. After completing his studies in architecture, he embarked on an independent journey exploring film theory and history. His enthusiasm for cinema took tangible form in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience eventually led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched students’ understanding through courses such as Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended well beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, Understanding Film, an in-depth examination of the essential elements of cinema, both narrative and visual. The book’s enduring significance is reflected in its second edition, released in 2018, which has since become a cornerstone reference for film and communication scholars across Indonesia. His contributions to the field also encompass collaborative and editorial efforts. He participated in the compilation of Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1–3 and 30 Best-Selling Indonesian Films 2012–2018. Further establishing his authority, he authored Horror Film Book: From Caligari to Hereditary (2023) and Indonesian Horror Film: Rising from the Grave (2023). His passion for cinema remains as vibrant as ever. He continues to offer insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com while actively engaging in film production with the Montase Film Community. His short films have received critical acclaim at numerous festivals, both nationally and internationally. In recognition of his outstanding contribution to film criticism, his writing was shortlisted for years in a row for Best Film Criticism at the 2021-2024 Indonesian Film Festival. His dedication to the discipline endures, as he currently serves as a practitioner-lecturer in Film Criticism and Film Theory at the Indonesian Institute of the Arts Yogyakarta, under the Independent Practitioner Program from 2022-2024.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses