The Half of It (2020)
104 min|Comedy, Drama|01 May 2020
6.9Rating: 6.9 / 10 from 41,973 usersMetascore: 74
When smart but cash-strapped teen Ellie Chu agrees to write a love letter for a jock, she doesn't expect to become his friend - or fall for his crush.

The Half of It adalah film roman komedi remaja arahan Alice Wu yang sekaligus juga menulis naskahnya. Film ini dibintangi beberapa pemain muda, Leah Lewis, Daniel Diemer, Alexxis Lemire, serta Collin Chou. Film berdurasi 104 menit didistribusikan oleh Netlix, sehari yang lalu. Film bertema asmara pria dan gadis, atau asmara sesama jenis memang kini sudah jamak, namun memadukannya dalam sebuah film, tentu bukan hal yang mudah. The Half of It mampu melakukannya dengan cara yang berkelas.

Alkisah Ellie Chu (Lewis) dan ayahnya yang seorang imigran, tinggal di kota kecil bernama Squahamish. Di sekolahnya, Ellie adalah siswi penyendiri yang cerdas dan pintar menulis hingga ia seringkali menerima jasa membuat tugas untuk rekan-rekannya. Diam-diam, Ellie mengidolakan rekan satu sekolahnya yang jelita, Aster. Suatu ketika, rekan sekolahnya, Paul memintanya untuk membuat surat cinta pada gadis idolanya, yakni Aster. Ellie pun terjebak dalam dilema perasaannya pada Aster karena semakin dalam ia mengenal sang gadis, ia pun semakin mencintainya.

The Half Of It – Alexxis Lemire, Leah Lewis, Daniel Diemer – Photo Credit: Netflix

Tak disangka, The Half of it, sejauh ini adalah film terbaik tahun ini. Siapa mengira, kisahnya bisa begitu manis dan romantis, sekaligus intens di saat yang bersamaan. Kombinasi penceritaan bekerja sempurna dalam plotnya, di mana penonton, tahu sesuatu yang tidak diketahui Paul. Hal ini yang membuat film ini begitu menggemaskan dan mengusik rasa penasaran sepanjang kisahnya. Dalam satu momen, saling teks, antara Paul, Ellie, dan Aster, begitu menegangkan bak film thriller. Memang, kejutan yang tidak sulit diantisipasi pun terjadi. Tresno jalaran seko kulino. Tarik menarik antara dua hati yang berbeda cinta pun terjadi. Ekspektasi penonton dipermainkan. The Half of It tidak terjebak dalam sebuah kisah cinta yang klise, namun mencoba memaknai “cinta” lebih dalam lagi.

Baca Juga  Kong: Skull Island

The Half of It mencoba meredefinisi cinta melalui caranya yang berkelas, cerdas, puitik, nan estetik. Ketiga pemain utamanya pun bermain sangat apik dan pas sekali dengan peran mereka. Chemistry antar ketiganya terjalin begitu kuat hingga mampu membuat perasaan kita bercampur aduk. Ending kisahnya, pada akhirnya tergantung kita sendiri yang memaknai. Bahagia, sedih, atau ambigu? Alice Wu menggambarkan polemik dan kontroversi isu paling pelik dalam sejarah umat manusia ini dengan cara yang brilian dengan tidak memihak. Selamat menonton!

Stay safe and Healthy!

1
2
PENILAIAN KAMI
Overall
90 %
Artikel SebelumnyaDangerous Lies
Artikel BerikutnyaThe Wretched
Hobinya menonton film sejak kecil dan mendalami teori dan sejarah film secara otodidak setelah lulus dari studi arsitektur. Ia mulai menulis artikel dan mengulas film sejak tahun 2006. Karena pengalamannya, penulis ditarik menjadi staf pengajar di Akademi Televisi dan Film swasta di Yogyakarta untuk mengajar Sejarah Film, Pengantar Seni Film, dan Teori Film sejak tahun 2003 hingga tahun 2019. Buku film debutnya adalah Memahami Film (2008) yang memilah seni film sebagai naratif dan sinematik. Buku edisi kedua Memahami Film terbit pada tahun 2018. Buku ini menjadi referensi favorit bagi para akademisi film dan komunikasi di seluruh Indonesia. Ia juga terlibat dalam penulisan Buku Kompilasi Buletin Film Montase Vol. 1-3 serta 30 Film Indonesia Terlaris 2012-2018. Ia juga menulis Buku Film Horor: Dari Caligari ke Hereditary (2023) serta Film Horor Indonesia: Bangkit Dari Kubur (2023). Hingga kini, ia masih menulis ulasan film-film terbaru di montasefilm.com dan terlibat dalam semua produksi film di Komunitas Film Montase. Film- film pendek arahannya banyak mendapat apresiasi tinggi di banyak festival, baik lokal maupun internasional. Baru lalu, tulisannya masuk dalam shortlist (15 besar) Kritik Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2022. Sejak tahun 2022 hingga kini, ia juga menjadi pengajar praktisi untuk Mata Kuliah Kritik Film dan Teori Film di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dalam Program Praktisi Mandiri.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.