The Ice Road (2021)
109 min|Action, Adventure, Thriller|25 Jun 2021
5.6Rating: 5.6 / 10 from 49,452 usersMetascore: 42
After a remote diamond mine collapses in far northern Canada, a 'big-rig' ice road driver must lead an impossible rescue mission over a frozen lake to save the trapped miners.

Kombinasi genre bencana dan aksi adalah satu hal yang lazim, namun The Ice Road ternyata menawarkan sesuatu yang berbeda. Jauh dari ekspektasi sebelum menonton. The Ice Road digarap oleh sineas Jonathan Hensleigh yang lebih dikenal sebagai penulis naskah film-film laris era 1990-an, macam Jumanji, Die Hard 3, hingga Armageddon. The Ice Road dibintangi sineas kawakan, Liam Neeson, Laurence Fishburne, serta Benjamin Walker dan Amber Midthunder. Film ini dirilis oleh platform Netflix yang rilis minggu ini.

Satu tambang berlian di wilayah terpencil Kanada meledak dan memerangkap puluhan pekerjanya di bawah sana. Satu-satunya harapan mereka adalah mengebor dengan pipa khusus yang harus didatangkan ratusan mil jaraknya. Pipa tersebut hanya bisa diangkat oleh truk besar dengan melewati danau es untuk memangkas waktu sebelum para pekerja tambang kehabisan oksigen. Mike dan dua rekannya yang menyupir truk, tidak hanya terhalang oleh faktor cuaca, namun juga satu kelompok yang ingin menggagalkan misi mereka.

Memang, untuk genrenya (bencana) plotnya terlihat klise, namun proses pengembangan kisahnya rasanya jarang sekali kita temui untuk genrenya. Masalah tidak hanya ada di permukaan, namun juga dalam tambang di bawah sana. Aksi menegangkan nyaris tak ada hentinya sejak truk mulai berjalan yang ini agak mengejutkan juga karena sisi ketegangan yang dibangun cukup intens. Momen berpacu dengan waktu, dijamin bakal membuat penonton tak bisa duduk nyaman. Neeson kali ini bukanlah seorang mantan agen rahasia yang tangguh melainkan supir truk yang handal. Ini yang membuatnya sedikit berbeda dari film-film sang bintang sebelumnya, walau ia pernah bermain sebagai supir truk pembersih salju dalam Cold Pursuit. Beberapa kali, Mike dan Gurty sebagai pasangan supir dan mekanik, menyajikan sisi lain dari truk yang tak pernah kita lihat dalam film.

Baca Juga  Terminator: Dark Fate

Untuk genre bencana, The Ice Road adalah sebuah petualangan baru yang segar dan menegangkan, dan untuk sang bintang ini adalah satu peran unik yang belum pernah ia coba sebelumnya. Naskahnya memang tak sulit diantisipasi, namun juga terbilang lumayan solid dalam menjaga ritme ketegangannya. Menilik sang sineas, jika saja film ini diproduksi pada era 1990-an, rasanya film ini bisa menjadi film besar untuk genrenya dengan penggunaan CGI pasti bakal minim. Entah mengapa, film ini terasa banyak memiliki sensasi dan nuansa nostalgia era 1990-an bagi genrenya. Bagi penggemar film aksi bencana, The Ice Road sayang untuk dilewatkan, juga untuk para fans Neeson yang ingin melihatnya bermain dalam peran yang berbeda.

 

1
2
PENILAIAN KAMI
Overall
75 %
Artikel SebelumnyaTill Death Do Us Part
Artikel BerikutnyaFalse Positive
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.