The Marksman (2021)
108 min|Action, Drama, Thriller|15 Jan 2021
5.7Rating: 5.7 / 10 from 44,972 usersMetascore: 44
A rancher on the Arizona border becomes the unlikely defender of a young Mexican boy desperately fleeing the cartel assassins who've pursued him into the U.S.

Aktor kawakan Liam Neeson kembali bermain dalam film laga untuk kesekian kalinya di usianya yang sudah terhitung lanjut (68 tahun). Ia kini bermain dalam film aksi thriller The Marksman yang digarap oleh Robert Lorenz. Lorenz adalah bukan sineas main-main karena bersama Clint Eastwood, terhitung ia pernah meraih tiga nominasi Oscar kategori film terbaik untuk film-filmnya, seperti Mistyc River, Letter from Iwo Jima, dan American Sniper. Kolaborasi Lorenz dan Neeson sepertinya sangat menjanjikan.

Neeson kini berperan sebagai Jim Hanson, seorang mantan marinir yang menghabiskan waktunya di wilayah perbatasan AS-Meksiko dan melaporkan jika ada imigran gelap yang melintas. Suatu ketika Jim mendapati dua imigran gelap, ibu dan putranya, yang tengah dikejar oleh kartel berbahaya dari Meksiko. Sebelum tewas, sang ibu meminta Neeson untuk membawa putranya, Miguel, ke relasinya di Chicago. Kisahnya memperlihatkan bagaimana uisaha Jim untuk bisa lepas dari kejaran Kartel yang ingin membunuh mereka berdua.

Alur kisahnya adalah tipikal plot untuk genrenya serta sang aktor. Tak ada yang baru dan tak ada kejutan sama sekali. Untuk segmen aksi pun juga terhitung biasa tanpa ada sesuatu yang greget. Seperti biasa, sang aktor bermain prima, namun kini ia sudah terlihat lelah untuk beraksi dan yang kebetulan pula pas dengan tokoh yang ia perankan. Tak ada intensitas ketegangan yang cukup untuk menaikkan adrenalin penonton, selain ancaman dari para kartel bengis yang entah mengapa secara tak masuk akal selalu membunuh semua orang yang mereka lewati. Satu hal yang jarang kita dapati dalam peran Neeson (kecuali Phantom Menace) kali ini adalah chemistry-nya dengan sang bocah yang tergolong lumayan. Jika kamu fans Neeson, tidak banyak yang akan kamu dapati dalam film ini.

Baca Juga  Blood & Gold

The Marksman bukan film tipikal Neeson terbaik yang penah ia perankan serta sekaligus mewakili kelelahan karir laga sang aktor di usia senjanya. Film aksi terakhir Neeson, Honest Thief juga bukan tergolong film yang bagus untuk standar sang aktor. Karir Neeson yang telah melenggang selama empat dekade memang tergolong mulus dengan terlibat dalam film-film franchise laris, macam Star Wars, Batman, Narnia, hingga Taken. Semoga Neeson tidak terjebak dalam peran-peran receh seperti aktor-aktor laga, macam Nicolas Cage dan Bruce Willis. Untuk Robert Lorens, pencapaiannya ini bagai bumi dan langit jika dibandingkan dengan film-film kolaborasinya dengan Eastwood. Jika ia menggunakan pendekatan sinematografi yang kuat dalam film ini seperti koleganya, bisa saja film ini terlihat lebih baik.

https://www.youtube.com/watch?v=L51VHcMrwKU

1
2
PENILAIAN KAMI
Overall
60 %
Artikel SebelumnyaNobody
Artikel BerikutnyaRiders of Justice
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.