Nick Cage bermain sebagai Nick Cage? Bagaimana bisa? The Unbearable Weight of Massive Talent adalah film aksi komedi arahan Tom Gormican. Film ini dibintangi oleh Nicholas Cage yang bermain sebagai dirinya sendiri, bersama Pedro Pascal, Sharon Horgan, Neil Patrick Harris, Tiffany Haddish, serta Alessandra Mastronardi. Cage pun berperan sebagai produser di sini. Bagi fans sang aktor dan film-filmnya, Massive Talent tidak bisa dilewatkan.

Aktor Nicholas Cage (Cage) kini tengah bergulat dengan karirnya yang makin menurun, belum lagi masalah dengan keluarganya. Egonya sebagai eks bintang besar rupanya belum bisa lepas dari dirinya. Satu tawaran undangan dari seorang milyuner bernama Javi Gutierrez (Pascal) di Italia pun, tidak ditampiknya karena uang USD 1 juta. Kenyataan ternyata tidak seindah yang ia bayangkan, Javi rupanya adalah seorang pentolan kartel yang terlibat dalam penculikan seorang putri presiden. Cage pun dipaksa pihak CIA untuk menyelidiki keberadaan sang putri sebelum konflik internasional terjadi.

OMG! Tidak bisa dipercaya, naskah yang menghibur seperti ini rupanya bisa eksis. Aktor yang bermain sebagai dirinya sendiri memang tidak lagi baru. JCVD (2008) yang dibintangi Jean Claude Van Damme adalah satu contoh yang bagus. Kini, bisa jadi terinspirasi dari karir sang aktor yang menurun, Nicholas Cage membawa filmnya ke level yang lebih tinggi lagi. Namun perlu dicatat, untuk menonton film ini butuh referensi kuat film-film yang dibintangi Cage karena sisi humor terbesarnya ada di sini, sebut saja Guarding Tess, Wild at Heart, The Rock, Con Air, Face Off, Gone in 60 Second, Adaptation, Mandy, The Croods, serta banyak lainnya. Bagi yang sudah akrab dengan film-film Cage, kamu bakal terhibur penuh dalam satu petualangan sinematik ini.

Baca Juga  The Batman

The Unbearable Weight of Massive Talent adalah satu contoh segar dengan naskah brilian bagaimana seorang aktor melakukan tribute terhadap dirinya dan film-film yang dibintanginya. Cage dan Pascal adalah kunci kekuatan film ini selain tribute film-filmnya. Di luar dugaan, dialog dan polah pasangan sang bintang dan fans fanatik ini mampu membangun chemistry yang begitu konyol dan sangat menghibur. Sayang sekali, hanya segelintir orang sewaktu menonton, dan ini membuat saya tidak bisa tertawa lepas. Adegan aksi dan dialog dalam tiap adegannya nyaris sepanjang film membuat perut sakit karena menahan tawa. Tak perlu banyak komentar, jika kamu fans Nick Cage atau penikmat film sejati, segera tonton film ini di bioskop!

Catatan kecil, bagi kalian yang sudah menonton Paddington 2, bakal melengkapi derita tawa lepasmu dalam satu momen adegan. Ini adalah salah satu dialog banyolan sinematik terlucu sepanjang sejarah saya menonton film.

1
2
PENILAIAN KAMI
Overall
90 %
Artikel SebelumnyaWyrmwood: Apocalypse
Artikel BerikutnyaBrut Force
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.