The Violent Heart (2020)
107 min|Drama, Thriller|19 Feb 2021
6.1Rating: 6.1 / 10 from 871 usersMetascore: 50
Fifteen years after the murder of his older sister, Daniel finds himself falling for Cassie, a vivacious high school senior.

Kisah cinta beda ras, jelas bulan hal baru dalam film, namun film ini menyajikan sesuatu yang berbeda. The Violent Heart adalah film drama roman thriller arahan sineas debutan Kerem Sanga. Film ini dibintangi nama-nama yang rasanya masih jarang kita dengar, yakni Jovan Adepo, Grace Van Patten, Lukas Hass, dan penyanyi senior, Mary J. Blige. Selain isu interasial, lalu apa yang menjadi nilai lebih film ini?

Cassie (Patten) adalah remaja SMU yang suatu ketika memergoki sang ayah yang juga guru di sana, berselingkuh dengan salah satu muridnya. Di saat hampir bersamaan, Cassie bertemu dengan Daniel, pemuda kulit hitam yang bekerja di bengkel mobil. Cassie yang terpikat dengan Daniel, tak butuh waktu lama untuk menjalin relasi asmara. Cassie bermasalah dengan sang ayah, sementara Daniel memiliki trauma dengan kejadian mengenaskan yang menimpa mendiang kakak perempuannya. Semakin dekat hubungan mereka, masalah pun semakin, situasi bertambah rumit ketika orang tua Cassie tak menyetujui hubungan mereka.

Dari ringkasan plotnya, tampak kisahnya sudah terlalu familiar untuk genrenya. Ya, memang, dua pertiga awal kisahnya, sisi roman terasa dominan. Satu hal yang menarik, nyaris semua tokoh, termasuk para pendukung utama, yakni ayah Cassie, adik dan ibu Daniel, memiliki pendalaman karakter yang tak biasa disajikan dalam genre roman macam ini. Siapa sangka, semuanya ternyata saling terkait dalam satu rangkaian kisah rumit yang dibalut dengan brilian. Siapa pun rasanya sulit mengantisipasi jika kisahnya bakal berbelok ke arah yang berbeda. Transisi antara sisi roman ke thriller seperti ini jarang sekali kita temui sebelumnya.

Baca Juga  Till Death

Walau bukan bintang kelas satu, namun para kastingnya mampu bermain memikat, khususnya dua tokoh utama yang diperankan Van Patten dan Adepo. Khususnya Patten, sang aktris memiliki potensi amat besar di masa datang. Sejak awal pun, ketika kedua sosok ini baru saling mengenal, chemistry keduanya sudah terjalin manis, walau dalam beberapa momen masih terasa canggung. Hubungan ras yang berbeda memang bisa menjadi pemakluman. Hanya anehnya, masak iya sih, keduanya baru saling mengenal setelah tinggal sekian lama di kota sekecil itu.

Dengan naskah brilian melalui kedalaman masing-masing karakternya, The Violent Heart masih menyisakan pukulan akhir mengejutkan yang langka untuk genrenya. Satu hal yang saya kagumi dalam film ini adalah bagaimana naskahnya mampu merangkai cerita melalui multi karakternya dan mengemasnya dalam satu kombinasi genre yang unik, roman dan thriller. Kisahnya begitu detil dan rapi serta mampu membuat kita larut sehingga sulit mengantisipasi arah cerita. Ah, andai saja David Fincher yang menggarap, bisa jadi filmnya menjadi lebih berkelas. Untuk level produksinya, film ini juga sudah terhitung sangat baik pencapaiannya.

Stay safe and Healthy!

 

1
2
PENILAIAN KAMI
Overall
80 %
Artikel SebelumnyaTom & Jerry
Artikel BerikutnyaLayla Majnun
Hobinya menonton film sejak kecil dan mendalami teori dan sejarah film secara otodidak setelah lulus dari studi arsitektur. Ia mulai menulis artikel dan mengulas film sejak tahun 2006. Karena pengalamannya, penulis ditarik menjadi staf pengajar di Akademi Televisi dan Film swasta di Yogyakarta untuk mengajar Sejarah Film, Pengantar Seni Film, dan Teori Film sejak tahun 2003 hingga tahun 2019. Buku film debutnya adalah Memahami Film (2008) yang memilah seni film sebagai naratif dan sinematik. Buku edisi kedua Memahami Film terbit pada tahun 2018. Buku ini menjadi referensi favorit bagi para akademisi film dan komunikasi di seluruh Indonesia. Ia juga terlibat dalam penulisan Buku Kompilasi Buletin Film Montase Vol. 1-3 serta 30 Film Indonesia Terlaris 2012-2018. Ia juga menulis Buku Film Horor: Dari Caligari ke Hereditary (2023) serta Film Horor Indonesia: Bangkit Dari Kubur (2023). Hingga kini, ia masih menulis ulasan film-film terbaru di montasefilm.com dan terlibat dalam semua produksi film di Komunitas Film Montase. Film- film pendek arahannya banyak mendapat apresiasi tinggi di banyak festival, baik lokal maupun internasional. Baru lalu, tulisannya masuk dalam shortlist (15 besar) Kritik Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2022. Sejak tahun 2022 hingga kini, ia juga menjadi pengajar praktisi untuk Mata Kuliah Kritik Film dan Teori Film di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dalam Program Praktisi Mandiri.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.