Siapa yang tak kenal Tom dan Jerry, dua sosok ikonik, kucing dan tikus yang telah eksis sejak era klasik. Dua sahabat sekaligus musuh abadi ini, kali ini muncul dalam Tom & Jerry yang merupakan film hibrida animasi & live-action arahan Tim Story. Turut membintangi film ini adalah nama-nama tenar Chloe Grace Moretz, Michael Pena, Ken Jeong, serta Colin Jost dan Rob Delaney. Seperti animasi pendeknya, apakah Tom dan Jerry kali ini bisa mencatat sukses? Untuk sosok keduanya, YA, namun tidak untuk kisah filmnya.
Perburuan dan pertikaian seru antara Tom dan Jerry berujung pada satu lokasi hotel mewah, The Royal Gate Hotel di New York. Jerry yang merasa amat nyaman memutuskan menetap di sana sementara sebaliknya, Tom, untuk masuk ke dalam hotel saja selalu gagal. Di saat bersamaan, Kayla (Morestz), seorang gadis muda yang bekerja serabutan, tanpa diduga dipekerjakan sebagai asisten manajer hotel. Gangguan si tikus di hotel pun semakin menjadi, Kayla akhirnya menyewa jasa Tom untuk menyelesaikan masalah besar ini. Perburuan panjang pun dimulai.
Kita bicara soal Tom & Jerry terlebih dulu. Untung saja, dua sosok ikonik ini tidak disajikan melalui animasi 3D, namun adalah 2D seperti aslinya. Hasilnya, semangat animasi klasiknya terasa kental dengan polah konyol keduanya yang seringkali menggunakan tribute film-film animasi pendek mereka. Bagi kamu yang memang sudah akrab dengan dua sosok ini sejak lama, banyolan yang tersaji memang membangkitkan nuansa nostalgia. Jika keduanya bertemu, semua menjadi chaos, kapan saja dan di mana pun. Polah dan aksi keduanya adalah hiburan terbesar film ini. Terlebih sosok sang bulldog, Spike, yang juga sering muncul di animasi pendeknya turut pula meramaikan suasana. Tapi apa mau dikata, film ini ternyata tidak hanya tentang mereka. Konflik kisah karakter “manusia” yang terlalu klise hanya menjadi katalis untuk dua tokoh kita unjuk aksi.
Kesampingkan semua plot utama dan karakter manusianya, jika kalian adalah fans dua sosok animasi ikonik ini, Tom & Jerry memberikan sisi nostalgia dan hiburan yang memuaskan. Sosok Tom dan Jerry bisa jadi sudah terlalu kuno aksi banyolannya untuk penonton masa kini. Mungkin saya salah, atau bisa benar! Untuk fans yang kini adalah generasi tua, tentu kisah filmnya ini terlalu “anak-anak” untuk mereka. Untuk berdamai dengan target penonton masa kini dan masa lalu memang bukan hal yang mudah. Ini adalah resiko terbesarnya. Saya menonton film ini karena mengharap banyolan ala animasi klasiknya, dan saya mendapatkannya. Selain itu, nol besar.
Stay safe and Healthy!