Pencarian jati diri sering menjadi isu film-film coming of age. Salah satunya adalah film berjudul Rivière yang terpilih menjadi film penutup Festival Film 100 Persen Manusia 2024. Film berfokus pada remaja perempuan berusia 17 tahun bernama Manon Rivière (Flavie Delangle) yang kabur dari huniannya di pegunungan Swiss menuju Belfort di Prancis. Ia mendatangi tempat ice skating, tempat di mana ayahnya bekerja. Namun sayangnya ia tak berhasil menemukannya.
Cerita masa lalu Manon yang suram pun terkuak satu-persatu lewat dialog intimnya dengan kawan-kawan barunya di Belfort, juga luapan rasa frustasinya kepada Sophie (Camille Rutherford), istri baru ayahnya. Ia rupanya kabur ke Belfort untuk mengubur kenangan masa lampaunya dengan mengejar cita-cita menjadi pemain hoki profesional.
Namun di Belfort hanya ada tim hoki laki-laki. Manon tidak keberatan karena di Swiss, ia juga masuk tim hoki junior laki-laki. Namun beberapa anggota tim kurang menerimanya. Sementara kawan barunya, Karine (Sarah Bramms) yang seorang ice skater, kecanduan obat pereda sakit. Ia berkali-kali terluka saat berlatih. Menjelang kompetisi, ia makin tertekan.
Rivière merupakan cerita yang hangat dan intim dari Hugues Hariche. Film ini merupakan debut film panjangnya. Dan, rupanya karya debutnya yang ditulisnya bersama Joanne Giger ini mendapat apresiasi dengan masuk sebagai film yang tayang di Locarno Film Festival 2023 dan masuk sebagai nominasi Golden Leopard. Film ini juga mendapatkan nominasi best music dan best cinematography di Swiss Film Prize 2024.
Dari segi cerita, alurnya terkesan lambat dan di awal-awal seperti tidak berarah. Konflik dan tensi cerita dibiarkan mengalir senatural mungkin. Meski plotnya relatif datar, sebenarnya penonton bisa merasai emosi yang naik turun dan perkembangan hubungan Manon yang dinamis antara Manon dan kawan-kawan barunya, juga antara Manon dan ibu tirinya. Dialog dan celetukan saat Manon bersama kawan-kawannya terasa natural dan nakal, seperti remaja pada umumnya.
Unsur musik dan sinematografi memberikan kontribusi besar dalam film ini, terutama dalam menciptakan emosi dan ketegangan. Penonton bisa melihat bagaimana pergerakan para atlet hoki dalam berlatih dan ketika bertanding. Gambar-gambar cantik juga dihasilkan ketika cerita beralih ke kompetisi ice skating.
Memang filmnya terasa suram dan berjarak seperti latar ceritanya yang bersalju dan didominasi warna-warna pucat dan suram. Namun, dari film ini penonton bisa merasakan perjuangan Manon untuk terus melangkah ke depan tanpa lagi menengok ke masa lalunya.
Rivière merupakan film realis yang menggambarkan perjuangan seorang remaja menjadi pemain hoki profesional. Tempo berceritanya relatif lambat dengan dinamika cerita yang dibiarkan mengalir senatural mungkin.