Searching adalah film thriller unik yang mengawali debut rilisnya di Sundance Film Festival 2018 di awal tahun lalu. Melihat potensi filmnya, Sony Pictures lalu membeli hak edar rilis global film ini yang dirilis tujuh bulan kemudian. Film ini sendiri digarap oleh sineas debutan, Aneesh Chaganty, dengan dibintangi oleh John Cho serta Debra Messing. Sineas kenamaan asal Rusia, Timur Bekmambetov, menjadi salah satu produsernya. Timur pun pernah memproduseri film sejenis yakni, Unfriended, dan sekuelnya yang rilis tahun ini.
David Kim tinggal bersama putrinya, Margot, sepeninggal sang ibu. Suatu hari, di luar kebiasaan, David putus kontak dengan putrinya yang awalnya ia anggap hal biasa. Sang putri yang tak kunjung mengontaknya membuatnya khawatir hingga ia berusaha mengontak rekan-rekan Margot, namun tak satu pun memberi jawaban yang memuaskan. Ia lalu melaporkan hal ini kepada polisi sembari membantu mereka mencari info tentang putrinya melalui sosmed. Semakin dalam mencari info tentang Margot, semakin pula David menyadari bahwa selama ini, ternyata ia tidak lagi mengenali putrinya.
Kemasan visual semacam ini memang bukan hal yang baru, contoh termudah yang populer adalah film horor Unfriended. Seperti halnya film found footage yang disajikan melalui mata kamera, penonton hanya melihat alur kisah film ini melalui layar monitor komputer serta handphone. Mungkin lebih tepatnya disebut, “sosial media footage” karena sepanjang film, David mencari info melalui beragam media sosial populer, seperti Facebook dan Youtube. (Belakangan, banyak pengamat film menyebut gaya atau subgenre ini sebagai “screenlife”). Searching dengan genre yang berbeda (nonhoror) yakni drama-thriller, film ini memaparkan sisi misteri secara intensif melalui kemasan unik ini dengan cara yang sangat brilian.
Filmnya dibuka melalui sebuah montage yang amat manis dan menyentuh, menggambarkan latar belakang keluarga Kim. Hanya melalui tampilan akun sosmed dari masa ke masa dengan iringan musik ringan, mampu menyuguhkan momen-momen menyentuh keluarga Kim yang bakal mampu membuat basah, mata penonton. Boleh jadi, ini adalah salah satu montage terbaik dalam film yang rilis tahun ini.
Alur cerita bergulir menggunakan struktur tiga babak yang jamak digunakan dalam film mainstream. Namun, sejak awal kita mampu dibawa masuk ke dalam sisi misteri yang selalu mengusik rasa penasaran. Kejutan demi kejutan terus terjadi sepanjang cerita dan unsur ketegangan pun terjaga dengan sangat baik. Hebatnya lagi, tensi ketegangan pun semakin meningkat dari waktu ke waktu. Sejak awal, sineas seolah sudah memberikan “tanda” arah cerita ke depan, namun secara cerdas pula ia mampu membalikkan semua bahkan hingga akhir cerita. Really smart.
Walau tak tampil langsung secara fisik, dua aktornya John Cho dan Debra Messing bermain sangat menawan. Simpati penuh kita ke karakter sang ayah karena Cho bermain begitu mengesankan dan begitu emosional. Sosok sang detektif pun yang diperankan Messing juga bermain sama baiknya.
Melalui pendekatan gaya visualnya yang unik, Searching menawarkan sebuah kisah penuh misteri yang begitu menegangkan serta sisi dramatik yang menyentuh, dengan cara yang cerdas dan brilian. Tak disangka, alur cerita yang hanya dikisahkan secara terbatas melalui layar komputer semacam ini, mampu menyajikan kisah begitu mengesankan dan menyentuh. Searching, tanpa keraguan adalah salah satu film terbaik tahun ini.
Kisahnya sendiri juga banyak menyinggung media sosial yang kini telah jamak digunakan dengan segala teknologinya, serta pula resikonya terutama bagi kalangan remaja yang masih labil. Namun, di sisi lain, media sosial juga merupakan media komunikasi yang sangat efektif dan cepat untuk membagi informasi dalam menyelesaikan banyak masalah. Last but not least, Searching, sejatinya adalah film bertema keluarga. Kita semua tahu, keluarga adalah benteng terakhir untuk bisa menjaga nilai moral dan nilai luhur manusia di tengah gempuran teknologi komunikasi serta media sosial yang demikian hebat.
WATCH TRAILER