Perkembangan Era 1975 – 2000
Momen kebangkitan dimulai ketika studio Sabah Films yang sukses besar melalui Keluarga Comat (1975). Setelah ini industri film mulai berkembang dan studio-studio lain bermunculan seperti Perfima, Syed Kechik Productions, Indra Film Productions, dan Jins Shamsudin Productions. Sekalipun pada era ini terhitung lebih produktif namun secara kuantitas film-film lokal yang diproduksi masih kalah bersaing dengan film-film asal barat, India, serta Hong Kong. Pada awal tahun 1980 dengan dicetuskan oleh persatuan wartawan Malaysia diselenggarakan Festival Film Malaysia untuk memberi apresiasi serta menggairahkan produksi anak negeri. Film pertama yang meraih kategori film terbaik adalah Tiada Esok Bagimu (1979) karya Jins Shamsuddin.
Memasuki era 80-an industri film Malaysia masuk ke era baru setelah ada dukungan dan bimbingan penuh dari National Film Development Corporation of Malaysia (FINAS). FINAS menerapkan beberapa regulasi yang diharapkan semakin memajukan perfilman lokal seperti standar format film, fee untuk pemain, pengaturan produksi, distribusi, dan eksibisi untuk mencegah monopoli, serta masalah pajak. Hasilnya, film-film yang diproduksi pada era ini tiap tahunnya sedikit meningkat dari era sebelumnya.  Film-film populer pada era ini tercatat Bukit Kepong (1982) karya Jins Shamsuddin, Matinya Seorang Patriot (1983) karya Rahim Razali, dan Mekanik (1984) karya Othman Hafsham.
Pada era 90-an produksi film juga belum menunjukkan perkembangan yang berarti. Sejak tahun 1991 hingga 1999 rata-rata diproduksi hanya 10 hingga 15 film. Namun era ini juga merupakan terobosan besar karena sukses komersil luar biasa, Sembilu II (1995) arahan Yusof Haslam. Formula lama rupanya masih menjadi andalan, yakni plot mudah ditebak, tragedi cinta, serta penggunaan penyanyi top sebagai aktor-aktrisnya. Film-film Yusof umumnya sukses namun tidak secara kritik. Era 90-an juga menjadi lahirnya art cinema (nonmainstream) yang dimotori oleh U-Wei Haji Saari melalui film-filmnya yang kontroversial. Salah satu karyanya, Kaki Bakar (1993) sukses diputar di satu sesi Cannes Film Festival.