Self Reliance adalah film komedi unik yang ditulis, diproduseri, serta disutradarai aktor Jake Johnson. Selain Johnson sendiri, bermain Anna Kendrick, Natalie Morales, Mary Holland, Emily Hampshire, serta aktor gaek Christopher Lloyd. Film yang mengawali debutnya di sirkuit festival film awal tahun lalu ini, dirilis streaming baru lalu. Seunik apakah film komedi ini?

Tommy (Johnson) yang kesepian dalam hidupnya terjebak dalam rutinitas kesehariannya. Ketika satu tawaran datang untuk ikut dalam satu permainan reality show berhadiah USD 1 juta, ia pun tak menampiknya. Syaratnya, ia harus bertahan hidup dalam 30 hari dan saat ia sendirian, para pembunuh akan berusaha mengambil nyawanya. Keluarganya menganggap Tommy sudah hilang kewarasan dan ia pun meminta menemaninya sepanjang waktu. Ketika ancaman benar-benar datang, Tommy pun membayar seorang gelandangan tua bernama James untuk menemaninya. Hari-hari Tommy tidak lepas dari sosok tua ini hingga akhirnya gadis muda, Maddy (Kendrick) yang juga peserta, hadir dalam hidupnya.

Premis menarik mengawali kisahnya, namun jangan berharap film ini bakal penuh dengan aksi brutal seperti yang dibayangkan. Plotnya bahkan sama sekali tak menyinggung panitia lomba layaknya The Hunger Games, namun hanya fokus pada sosok Tommy. Nyaris sepanjang durasi, kita bahkan tak tahu persis, apakah reality show ini sungguhan atau sekadar lelucon? Kisahnya memang bukan pada permainannya namun sisi mental Tommy yang memiliki banyak masalah dalam hidupnya.

Tommy adalah seorang yang selalu ingin berada dalam zona nyaman. Pacarnya yang sudah puluhan tahun pun, akhirnya tak betah dengan polahnya. Ia tak pernah bisa move on, sekalipun keluarga mendukungnya. Permainan reality show jelas adalah pelajaran hidup bagi Tommy. Entah ini sungguhan atau tidak dan Maddy adalah jawaban dari semua. Semua kelokan kisahnya tak sulit untuk diantisipasi dan ini yang membuat plotnya dalam beberapa momen terasa datar dan membosankan. Jika saja, permainan tersebut benar-benar mengancam, bisa jadi kisahnya bakal berbeda. Tone komedi justru mematikan sisi ketegangan yang diharapkan.

Baca Juga  Siksa Neraka

Self Reliance memiliki premis segar dan sisi komedi unik walau plotnya tak sulit diantisipasi. Johnson bermain baik melalui dialog dan naskah yang ia tulis sendiri. Kendrick bermain energik sebagai Maddy yang mampu menghidupkan cerita. Sayangnya, sosok ini pun diperlakukan sama seperti reality show-nya. Sayang, potensi premis dan kastingnya tak dimanfaatkan betul untuk membuat kisahnya lebih membekas. Naskahnya terasa personal, bisa jadi terinspirasi kisah hidup sang sineas sendiri. Kenaifan versus dunia absurd. Bicara tema kesendirian, Johnson bisa belajar banyak pada Adam Samberg (cameo dalam film) melalui film masterpiece yang ia bintangi, Palm Springs (2020).

1
2
PENILAIAN KAMI
Overall
65 %
Artikel SebelumnyaBeef
Artikel BerikutnyaRole Play
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.