Toni, Aghi, Bubu, dan Saras merupakan empat sekawan yang kreatif. Terlalu kreatifnya, mereka berusaha menyusup dan menggubah acara pentas teater di tempat mereka bersekolah. Peristiwa ini bermula ketika, mereka berempat diberikan tugas untuk menulis esai. Awalnya mereka memang berniat untuk menulis esai, namun di tengah jalan niat mereka berkembang. Mereka ingin mendirikan sekolah untuk anak jalanan. Mereka lalu menemui Ucok, anak jalanan yang pernah dikenalnya. Di tengah upaya mewujudkan cita-citannya, mereka bertemu berbagai halangan.
Film yang berdurasi 98 menit ini mengambil setting di kota besar. Kota besar lekat dengan beragam masalah, diantaranya; kemiskinan dan pendidikan. Sang sutradara Ardy Octaviand mampu merekam kedua aspek ini, dan menuangkannya dalam bahasa gambar. Joko Anwar sebagai penanggung jawab screenplay, mampu mendampingi visi sang sutradara dengan baik. Meskipun film ini bergenre komedi, namun tidak mengurangi pesona dari pesan film ini. Bahwasannya kita semua mempunyai cita-cita mulia dan setiap dari kita mampu mewujudkannya, termasuk dengan cara yang mungkin konyol, tapi bermakna. Di tengah ketidakpahaman mereka terhadap dunia luar yang penuh dengan permasalahan, mereka berempat mencoba untuk menjadi para pemecah masalah / problem solver terhadap anak-anak jalanan. Mereka mau mengeluarkan biaya, usaha, dan tenaga untuk membangun sekolah bagi anak-anak dari kalangan bawah. Sebuah tindakan yang kini marak digalakkan oleh anak-anak remaja, karena mereka punya kepedulian sosial terhadap lingkungannya.
Para aktor-aktrisnya pun bermain dengan apik, semua terlihat menguasai perannya masing-masing. Ditambah lagi dengan predikat beberapa aktor yang sudah malang melintang sebagai bintang layar kaca komedi. Setiap potongan gambar dari film ini selalu ceria dan membuat para penonton selalu menunggu kelanjutan dialognya. Proporsi dialog yang ideal, mampu membawa imajinasi penonton menuju peristiwa yang seru dan menyentuh.
Meski tidak seperti film drama. Film Stip & Pensil mampu memberikan sesuatu yang lebih, dibanding film-film serupa yang berkutat dengan tema sejenis. Film ini mampu menghibur dan mencerahkan penonton. Nuansa jenaka yang dibangun secara cerdas sejak awal film, membuat penonton betah untuk terus menonton film ini sampai akhir. Energi kawula muda yang kreatif, enerjik dan dinamis dapat kita rasakan saat menonton film ini. Mau menjadi pembawa cita-cita mulia seperti Toni, Aghi, Bubu dan Saras ? Langsung saja kalian tonton film ini.
WATCH TRAILER