David Ayer yang kita tahu sebelumnya menyutradarai film-film aksi kriminal macam End of Watch, Street King, Sabotage serta film aksi perang, Fury, kini mencoba merambah genre superhero dengan konten yang masih akrab dengannya, yakni kriminal. Suicide Squad terhitung merupakan seri ke-3 dari DC Extended Cinematic Universe (DCEU) setelah Man of Steel dan Batman v Superman. Kita tahu ini adalah bagian dari perang besar antara Marvel dan DC yang sejauh ini dimenangkan Marvel baik secara komersil maupun kritik. Apakah Suicide Squad mampu mengangkat franchise DC, tampaknya tidak.
Munculnya meta human atau manusia super rupanya amat menakuti keberlangsungan umat manusia. Pemerintah AS kali ini mencoba merekrut penjahat super untuk menghadapi kasus jika para meta human tersebut membelot berbalik melawan manusia. Deadshot, Harley Quinn, Captain Boomerang, El Diablo, dan Killer Crooc, dipaksa untuk beraksi kembali dalam pengawasan ketat ketika satu meta human, Enchantress, berniat untuk menghabisi umat manusia.
Bagi genre superhero memang ini adalah sesuatu yang baru, bagaimana sekelompok penjahat super harus beraksi menyelamatkan umat manusia. Uniknya pula film ini tidak menitikberatkan pada aksi namun pada penokohan karakternya dan sisi humor. Nyaris separuh filmnya berisi latar belakang tokoh-tokohnya yang disajikan dalam bentuk kilas balik yang kadang membosankan. Penonton yang baru kali ini bertemu dengan karakter-karakter ini pada medium film dipaksa untuk berkenalan dalam waktu yang singkat. Hasilnya memang tidak maksimal dan beberapa karakter tidak mendapatkan latar cerita yang memadai namun usahanya secara keseluruhan tidak buruk. Jika saja karakter-karakter ini telah muncul sebelumnya dalam film-film DCEU bisa jadi kisahnya jauh lebih menarik. Sisi humor jelas menjadi salah satu kekuatan film ini dibandingkan aksi yang medioker untuk genre superhero berbujet $175 juta.
Nilai lebih film ini juga pada tokoh-tokohnya yang eksentrik dan dibintangi beberapa nama besar. Deadshot dan Harley Quinn jelas mendapat porsi yang cukup besar, dan Will Smith serta Margot Robbie memang sangat pas bermain untuk dua karakter ini. Sepanjang waktu kita bisa melihat bagaimana polah dan aksi para penjahat super ini menghadapi kasus yang tidak mereka antisipasi sebelumnya. Munculnya karakter Joker juga mencuri perhatian. Jared Leto yang bermain sebagai karakter ikonik yang sudah sering muncul dalam berbagai film Batman, tidak bermain istimewa selain tawanya yang khas. Sebagai bonus karakter Batman dan Flash muncul sekilas untuk mempertegas penonton terhadap dunia sinematik DC. Bicara para superhero, kemana pula mereka ketika kasus besar ini yang jelas-jelas menarik perhatian dunia hingga mereka tidak muncul?
Suicide Squad memang bukan suntikan yang berkualitas bagi franchise DC Extended Universe namun setidaknya mencoba memberikan sesuatu yang berbeda bagi genrenya. Selain tokoh-tokohnya yang kuat, aksi CGI spektakuler bukan menu utamanya, dan terakhir iringan beberapa nomor lawas yang dilantunkan mampu memberikan nuansa yang berbeda untuk genrenya. Setelah BvS yang gagal secara kritik rasanya Suicide juga tidak mampu mengangkat franchise ini. Jika sukses komersil bisa jadi kita akan kembali melihat aksi Deadshot dan Harley Quinn dan kabarnya sekuelnya pun telah mendapat lampu hijau. Bicara soal David Ayer, beberapa hari lalu ia disorot karena mengucapkan kata sumpahan untuk pesaing DC (Marvel) dalam premiere film ini. Walau Ayer sendiri sudah meminta maaf melalui akun twitter-nya semoga saja ini tidak mempengaruhi karirnya. Bicara rivalitas DC versus Marvel, sejauh ini Marvel masih terlalu superior. DC harus lebih bersabar dan tidak perlu terburu-buru untuk melawan pesaingnya yang memang telah membangun pondasi Marvel Cinematic Universe sejak lama.
WATCH TRAILER