Semakin tua, sineas dan aktor gaek Clint Eastwood justru semakin produktif dan untuk kesekian kalinya ia kembali menggarap kisah biografi. Diambil dari kisah heroik, Kapten pesawat, Chesley Sullenbenger, yang melakukan pendaratan darurat di Sungai Hudson, New York pada tahun 2009. Cerita filmnya terfokus pada dibalik kisah heroik tersebut yang menyimpan sebuah keraguan dari pihak maskapai penerbangan terhadap performa sang pilot.
Kisahnya sangat sederhana dan penonton pasti tahu akan kemana cerita filmnya mengarah. Kisah nyaris serupa sebelumnya kita lihat dalam Flight yang dibintangi Denzel Washington. Keraguan terhadap sebuah momen yang menjadi isu utama plotnya dimana sebuah kebenaran dipertanyakan. Semakin abu-abu dan semakin lama menunda fakta yang sesungguhnya terjadi, plotnya menjadi semakin menarik. Sully mengambil plot sesaat sebelum sidang publik yang akan menentukan nasib sang pilot. Sineas mengemas plot menggunakan teknik kilas-balik dari beberapa momen, terutama saat insiden tersebut terjadi. Usaha sineas untuk membuat menarik kisahnya melalui teknik ini sudah maksimal namun tetap saja tidak menutupi kisahnya yang datar dan mudah diantisipasi klimaksnya. Berbeda dengan Flight dan Courage Under Fire (dimainkan pula oleh Denzel) yang mampu membuat wilayah abu-abu begitu dramatis hingga klimaks.
Tom Hanks sendiri bersama Aaron Eckhart bermain sangat baik dan menjadi salah satu kekuatan filmnya. Hanks mendukung kuat kemasan sinematik yang dipakai sang sineas melalui akting dan sorot matanya yang penuh dengan keraguan. Para pemain sudah berakting maksimal namun tetap saja kisahnya terlihat kurang dramatis. Eastwood yang kita kenal dengan gayanya yang lambat, aspek sinematografi yang kuat dengan ilustrasi musik “melow” dengan instrumen sederhana kali ini tidak mampu mengangkat kisahnya yang memang datar. Beberapa Footage pada segmen credit yang menggambarkan sosok para penumpang dan Kapten Sully yang asli juga tidak memberi banyak efek dramatis. Datar-datar saja.
Sully mengandalkan penampilan Tom Hanks yang memikat dan sang sineas telah berusaha keras mengemas filmnya sesinematik mungkin namun tetap tidak mampu mengangkat kisahnya yang relatif datar. Clint Eastwood selama dua dekade terakhir ini memang lebih banyak memilih menggarap drama biografi yang beberapa memang terbukti sukses komersil maupun kritik. Hingga kini, Unforgiven (1992) masih menjadi karya terbaiknya. Akan sangat menarik jika sang sineas mencoba kembali ke genre yang telah membesarkannya namanya.
WATCH TRAILER