Surrogates (2009)
89 min|Action, Sci-Fi, Thriller|25 Sep 2009
6.3Rating: 6.3 / 10 from 180,997 usersMetascore: 45
Set in a futuristic world where humans live in isolation and interact through surrogate robots, a cop is forced to leave his home for the first time in years in order to investigate the murders of others' surrogates.

Surrogates merupakan film fiksi ilmiah garapan Jonathan Mostow yang sebelumnya kita kenal melalui film-film aksi seru macam, U-571 (2000) dan Terminator 3 (2003). Film ini dibintangi aktor besar Bruce Willis didampingi aktor-aktris ternama yakni Radha Micthell, Rosamund Pike, Ving Rhames serta aktor gaek, James Cormwell.

Alkisah pada era masa depan, umat manusia semakin tergantung dengan robot pengganti yang diistilahkan surrogate. Teknologi ciptaan Dr. Canter (Cromwell) ini mampu menggantikan fungsi tubuh manusia secara fisik untuk melakukan aktifitas kesehariannya sehingga resiko celaka atau sakit menjadi semakin kecil. Suatu ketika sebuah robot pengganti ditembak secara misterius hingga mampu membunuh manusia pemakainya. Dua detektif, Tom Greer (Willis) dan Peters (Mitchell) mendapat tugas memecahkan kasus ini. Pimpinan gerakan anti surrogates, The Prophet (Rhames) diduga kuat terlibat dalam kasus ini namun dalam perkembangannya kasus ini berkembang semakin rumit.

Plot film fiksi ilmiah tentang pencapaian teknologi super-canggih yang membantu kehidupan umat manusia bukanlah sesuatu hal yang baru lagi. Tercatat film-film seperti Blade Runner, Minority Reports, I Robots, AI, Eight Days, The Island, Bicentenneal Man, The Matrix, Eagle Eye, serta puluhan lainnya telah menyinggung hal ini. Plot film Eight Days dan The Island rasanya adalah yang paling mendekati plot Surrogates hanya saja dua film ini menggunakan teknologi kloning untuk memperpanjang umur manusia. Lalu apakah Surrogates mampu menawarkan sesuatu hal yang baru? Bisa jadi namun sayangnya film ini menggunakan logika dan waktu cerita yang salah.

Baca Juga  Bumblebee

Sejak awal cerita film bergulir beberapa pertanyaan yang mengganjal terlintas. Dalam kisah filmnya, surrogate merupakan sebuah lompatan teknologi terbesar sepanjang sejarah manusia. Untuk melakukan sebagian besar aktifitas kesehariannya manusia diwakilkan oleh sosok robot yang nyaris sama seperti aslinya, lebih muda, menarik, kuat dan mampu bergerak fleksibel seperti layaknya manusia, atau dengan kata lain sosok yang lebih sempurna. Sebuah pencapaian teknologi yang mungkin hanya bisa dicapai ratusan tahun lagi. Lalu apa yang mengganjal? Teknologi secanggih ini anehnya tidak diikuti perkembangan teknologi lainnya. Bukankan pencapaian teknologi secanggih ini mestinya didukung pula pencapaian teknologi lainnya? Alat transportasi misalnya seperti mobil dan helikopter masih sama seperti masa sekarang. Senjata api bahkan masih menggunakan peluru bukan laser atau semacamnya. Intinya, latar cerita rasanya masih sangat terlalu kuno untuk pencapaian teknologi surrogate.

Bicara logika cerita sama saja anehnya. Suatu ketika dalam sebuah adegan tampak Tom melihat anak-anak tengah bermain. Terlintas di pikiran, kapan para orang tua (yang menggunakan robot pengganti) sempat mengasuh anak-anak mereka jika mereka sepanjang hari hanya “tiduran” di kamar. Lalu gilanya lagi dalam sebuah adegan tampak sebuah iklan robot pengganti untuk anak-anak. Wow apa-apaan ini? Lalu Dr. Canter, sang pencipta surrogate, harus membuat sebuah plot sedemikian rumit yang semestinya bisa ia lakukan dengan mudah sejak awal. Oklah bisa jadi Surrogate sama seperti film-film sejenisnya hanya merupakan simbol. Teknologi hanya menjauhkan manusia menjadi manusia sejati, atau bagaimana manusia diperbudak teknologi, atau bisa pula ketakutan manusia akan kematian, masalah moral, dan puluhan lainnya jika kita memang mau berdiskusi masalah ini. Tetapi untuk apa ini semua jika mengindahkan logika yang sederhana. Pencapaian lain yang memukau di film ini seperti CGI hingga make-up rasanya tidak penting dibicarakan karena sejak awal segala sesuatunya adalah salah.

PENILAIAN KAMI
Overall
20 %
Artikel SebelumnyaNicole Kidman
Artikel BerikutnyaCloudy with a Chance of Meatballs
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.