Setelah kesekian kalinya, Raditya Dika kini kembali menampilkan film terbarunya, yakni Target. Tercatat ini untuk ke-6 kalinya, Raditya bermain, menulis naskah, dan juga mengarahkan filmnya. Kembali, ia menampilkan sederetan para selebriti ternama dalam filmnya yang bermain sebagai diri mereka sendiri, diantaranya Cinta Laura, Willy Dozan, Samuel Rizal, Romy Rafael, Anggika Bolsterli, serta beberapa komika dan Youtubers top.

     Kisahnya sederhana. Sekelompok selebriti yang berjumlah 9 orang mendapat undangan untuk bermain dalam film berjudul Target. Pada harinya, mereka hadir di lokasi yang telah ditentukan, namun anehnya tak ada kru, figuran, alat produksi, dan sebagainya. Mereka disuruh berganti kostum dan bahkan dijamu makan siang yang telah dibumbui obat tidur. Mereka terbangun di sebuah ruangan gudang dalam sebuah gedung bertingkat dan terjebak dalam sebuah permainan yang mengancam nyawa mereka.

     Kisahnya memang rada mirip dengan film Raditya yang lain, Hangout, yang menampilkan 9 tokoh figur publik yang terjebak dalam sebuah pulau. Mereka satu persatu tewas secara misterius tanpa alasan yang jelas. Mirip bukan? Kali ini, bedanya hanya lokasi dan tokohnya saja, dan seseorang sama-sama mempermainkan mereka. Seperti biasa, hal yang jamak dalam film kita, motif dan logika cerita dalam film ini memang menjadi pertanyaan besar. Sejak awal cerita banyak hal yang tak dikisahkan, kecuali hanya hubungan antara Raditya dengan Cinta Laura. Satu pertanyaan kecil saja, mengapa harus mereka? Kalau mau ditulis semua bakal spoiler tentunya.

     Buat apa sih dipikir berat-berat? Ini kan cuma film komedi, why so serious? Justru unsur komedilah yang membunuh cerita filmnya sendiri. Komedi yang baik tentu harus memiliki kisah yang baik pula sehingga penonton bisa masuk ke dalam tokoh-tokohnya. Apa yang terjadi dengan kisahnya adalah semua serba tak serius dan main-main, banyolan kadang memang lucu, namun banyak diantaranya lebay dan garing. Semua hal dipaksakan untuk membuat penonton tertawa sehingga unsur ketegangan yang diharapkan menjadi kosong. Kejutan di akhir bahkan tak terasa menggigit. Entahlah, apa memang kekonyolan ini yang menjadi tujuan utama? Namun, amat disayangkan karena kisahnya memiliki potensi untuk bisa lebih bagus.

Baca Juga  Ajari Aku Islam

     Semua karakternya sudah bermain lumayan, kecuali sang tokoh utama kita yang aktingnya selalu tipikal. Willy Dozan alias Wince jelas mencuri perhatian kita karena akting “cewek”nya yang menonjol sepanjang film. Samuel Rizal juga cukup menghidupkan suasana dengan sikap emosionalnya. Cinta Laura bermain terlalu serius seolah terpisah dengan tone naskah filmnya. Sisanya, tak terlalu menonjol kecuali aksi dan celotehan banyolan mereka saja. Setting interior yang terbatas juga sudah ditampilkan lumayan, hanya sayangnya kita tak bisa tahu, kita berada di ruang dan lantai mana? Setting sebenarnya bisa dimainkan lebih informatif dari lantai ke lantai. Tentu akan lebih menarik. Setidaknya, ini akan memberi info pada kita seberapa tinggi cerobong lift karena ini penting dalam kisahnya.

     Target adalah film komedi thriller dengan gaya komedi tipikal Raditya Dika yang tak mampu menggugah unsur ketegangan yang diharapkan kisah filmnya. Seperti kebanyakan film kita, naskah masih menjadi titik lemah film ini, di luar pencapaian para pemain dan setting yang sudah lumayan oke. Sang sutradara sudah memiliki segalanya untuk bisa membuat film lebih bagus. Film laris tentu hal yang lain, jika memang sudah cukup puas dengan pencapaian seperti ini, mau omong apa lagi.

WATCH THE TRAILER

PENILAIAN KAMI
Overall
40 %
Artikel SebelumnyaIncredibles 2
Artikel BerikutnyaJailangkung 2
memberikan ulasan serta artikel tentang film yang sifatnya ringan, informatif, mendidik, dan mencerahkan. Kupasan film yang kami tawarkan lebih menekankan pada aspek cerita serta pendekatan sinematik yang ditawarkan sebuah film.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses