Teenage Mutant Ninja Turtles: Out of the Shadows (2016)

112 min|Action, Adventure, Comedy|03 Jun 2016
5.9Rating: 5.9 / 10 from 101,800 usersMetascore: 40
The Turtles get into another battle with their enemy the Shredder, who has acquired new allies: the mutant thugs Bebop and Rocksteady and the alien being Krang.

Setelah sukses komersil film pertamanya, Teenage Mutant Ninja Turtles yang rilis pada tahun 2014, sekuelnya kini akhirnya rilis. Film pertamanya dianggap banyak pengamat sebagai salah satu film terburuk produksi tahun tersebut namun raihan global sebesar $493 juta mampu menangkal segalanya. Kastingnya masih menampilkan si seksi Megan Fox dan Will Arnett, bahkan kini menampilkan aktris senior Laura Linney. Plotnya kurang lebih masih sama, empat Kura-Kura Ninja dibantu April harus mencegah kehancuran dunia dari niat jahat sang musuh bebuyutan, Shredder yang ingin membuka portal dimensi agar kekuatan gelap bisa masuk ke bumi.

Memang tidak ada sesuatu yang baru lagi pada kisahnya selain keunggulan pada tokoh-tokoh filmnya. Penonton bisa jadi sudah tidak peduli dengan kisahnya namun terfokus pada polah konyol para kura-kura ini. Dua karakter antagonis baru, Rocksteady dan Bebob, yang selalu berulah kocak juga mencuri banyak perhatian penonton. Sementara Megan Fox sebagai April memang kali ini tidak banyak beraksi namun sebagai penyegar visual semata. Satu karakter lagi di komiknya, Casey Jones, muncul dengan aksi hockey-nya. Tak ada aspek lain yang menonjol, polah konyol tokoh-tokoh diatas yang menjadi menu utama filmnya. Anak-anak dijamin bakal bersorak kegirangan melihat mereka beraksi. Sayang, aspek drama yang melibatkan sisi emosi para Kura-Kura Ninja porsinya terlampau kecil dan sebenarnya bisa diselipkan dalam plotnya.

Baca Juga  Bird Box Barcelona

Apa mau dikata, Teenage Mutant Ninja Turtles: Out of The Shadows, tidak menawarkan apapun kecuali polah konyol aksi para Kura-Kura Ninja, bukan film untuk pecinta film serius namun film yang sangat menghibur untuk target penontonnya. Aksi bertempo cepat dan dinamis “Tranformers” gaya Michael Bay yang kini masih menjadi produser tampak kental. Aksi hingar bingar yang bising penuh dengan sajian efek visual juga menjadi menu standar seperti sebelumnya. Entah apakah film ini bisa sukses komersil melampaui pendahulunya, sepertinya tidak bakal ada pengamat film yang peduli. Michael Bay masih dalam formula tren box office-nya, kualitas bukan utama namun yang terpenting filmnya dibanjiri penonton.

WATCH TRAILER

PENILAIAN KAMI
Overall
50 %
Artikel SebelumnyaPitch Perfect 3 Update News
Artikel BerikutnyaSusanne Bier Menggarap Bond Terbaru?
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.