the amateur

The Amateur adalah film thriller spionase yang diarahkan oleh James Hawes. Naskahnya diadaptasi dari novel berjudul sama (1981) karya Robert Littell. Novel ini juga pernah diadaptasi ke layar lebar pada tahun 1981, namun hasilnya flop. Remake-nya, kini dibintangi oleh nama-nama besar, sebut saja Rami Malek, Laurence Fishburn, Rachel Brosnahan, Caitríona Balfe, Michael Stuhlbarg, hingga John Bernthal. Akankah film berbujet USD 60 juta ini memberi sesuatu yang segar untuk genrenya yang kini tengah tren dalam satu dekade terakhir?

Charles “Charlie” Heller (Malek) adalah seorang analis handal di kantor pusat CIA yang bertugas sebagai kriptografer. Suatu ketika, sang istri (Brosnahan) tewas akibat aksi terorisme di London. Charlie menginginkan keadilan dan menuntut agensinya untuk segera menuntaskan kasus ini. Namun, kerja sang bos dianggapnya lamban, sehingga Charlie akhirnya mengancam akan membuka ke publik, aksi-aksi kotor yang pernah dilakukan pimpinannya. Tuntutan Charlie sederhana. Ia meminta pelatihan fisik dan strategi lapangan, dengan maksud untuk mengejar dan menuntut balas empat orang teroris yang telah membunuh istrinya. Sang bos pun menyanggupi, walau dibaliknya memiliki rencana lain. Charlie yang memburu para teroris, kini juga diburu agensinya sendiri.

Untuk genrenya, kisahnya memang terhitung segar, sekalipun ini adalah sebuah remake. Saya bahkan tidak pernah mendengar versi lawasnya sama sekali, disinggung oleh para kritikus atau pengamat dalam artikel atau buku. Besar kemungkinan, versi film lawasnya memang tidak membekas. Lalu novelnya juga adalah satu-satunya karya penulis yang diangkat ke layar lebar, terkecuali dua titel yang dibuat untuk seri televisi. Ini berbeda dengan novelis spionase kenamaan Tom Clancy yang karya-karya telah banyak difilmkan. Uniknya, sosok protagonisnya juga seorang analis bukan agen lapangan. So, jangan berharap film ini mengedepankan adegan aksi hingar bingar, macam seri Bond, Bourne, atau Ethan Hunt.

Bagi yang belum membaca novel atau menonton versi film lawasnya, premisnya memang amat menarik dan segar. Alur plotnya sendiri juga penuh kejutan dan sulit untuk diantisipasi. Bagi penikmat genrenya, tentu tahu persis bagaimana seorang agen dan agensi lintas negara ini bekerja dengan segala intrik politik dan resikonya. Naskahnya secara cerdas mampu berkompromi dengan penonton modern tanpa banyak menjelaskan secara mendetil, hal-hal teknis yang sudah lazim di ranah spionase. Tentu, jarak 50 tahun dengan sumber adaptasinya, memiliki gap teknologi informasi yang terlampau jauh. Ringkasnya, plotnya memanjakan fans spionase dari masa ke masa.

Baca Juga  Guardians of the Galaxy Vol.2

Satu yang menarik adalah pilihan kastingnya. Malek secara fisik tidaklah seperti pemeran agen rahasia populer lain yang cakap dan terampil beraksi. Sosok sang aktor memang pas perannya dengan sang protagonis. Ekspresi kecanggungan dan rasa panik Charlie di lapangan, bisa kita rasakan secara nyata alias lebih manusiawi.  Sementara Fishburne kembali memainkan perannya sebagai sang mentor seperti dalam The Matrix. Walau tampil tak dominan, penampilan Balfe, Stuhlbarg, dan Bernthal justru mencuri perhatian. Secara umum, naskahnya memang tidak memerlukan kualitas akting layaknya film-film drama berat selevel peraih Piala Oscar, tapi penampilan mereka sudah lebih dari cukup.

Walau bukan yang terbaik di genrenya, namun naskah solid dan pilihan kastingnya membuat The Amateur bakal menghibur para penikmat genrenya. Intensitas ketegangan mampu terjaga dengan baik tanpa ada yang mengendur sepanjang durasinya. Setidaknya, The Amateur memberikan opsi pilihan tokoh protagonis diluar kelaziman yang lebih memberatkan aksi-aksi heboh. Walau terhitung genre berusia muda (populer sejak era 1960-an), spionase telah membuktikan sebagai genre besar dengan varian subgenre yang melimpah. The Amateur adalah satu tontonan yang sayang untuk dilewatkan di layar bioskop, khususnya pecinta genrenya.

1
2
PENILAIAN KAMI
Overall
75 %
Artikel SebelumnyaA Minecraft Movie | REVIEW
Artikel BerikutnyaSinners | REVIEW
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses