Mumbutuhkan waktu yang cukup lama dan penuh kesabaran hingga akhirnya proyek The Avengers diproduksi. Iron Man (2008) terhitung adalah proyek pertama, berlanjut The Incredibles Hulk(2008), lalu Iron Man 2 (2010), Thor (2011), dan terakhir Captain America: The First Avenger(2011). Dalam masing-masing film memiliki petunjuk (salah satunya melalui posh credit scene) yang saling menghubungkan superhero-superhero ini, mengisyaratkan bahwa mereka ada di dunia cerita yang sama atau sering diistilahkan Marvel’s Universe.
Masing-masing superhero memiliki ciri, karakter, dan personanya, yang jelas tidak mudah untuk menggabungkan mereka dalam satu film, namun terbukti The Avengers mampu melakukan ini dengan sangat baik. Namun banyaknya karakter utama dan semua harus dibagi dalam porsi yang sama membuat film ini harus mengorbankan kedalaman cerita. Kita memang sudah mengetahui latar belakang masing-masing superhero dari film-film mereka sebelumnya, lalu apa lagi yang dibutuhkan film ini? Jawabnya jelas musuh yang jauh lebih kuat dari mereka. Musuh yang lebih kuat bakal menjamin munculnya aksi-aksi pertempuran maha hebat dan seru. Ini adalah hidangan utama yang ditawarkan The Avengers.
Karakter dan sikap yang konsisten dari tokoh-tokoh utama (film-film sebelumnya) dalam pengembangan cerita filmnya juga patut mendapatkan acungan jempol. Sungguh menarik melihat para superhero ini bertengkar mulut ketimbang beradu otot. Sisi manusiawi mereka justru tampak disini. Tidak mudah memasukkan unsur humor dengan karakter, gaya, dan sifat mereka yang berbeda dan eksentrik namun The Avengers dapat melakukannya dengan sempurna. “Pakai kostummu dan kita selesaikan secara jantan” ujar Rogers pada Starks. “Puny God” ujar Hulk pada Loki. Celotehan serta ejekan ringan satu sama lain nyaris tampak sepanjang filmnya dan selalu mengundang tawa penonton. Unsur humor menjadi menu kedua yang ditawarkan The Avengers.
Aspek sinematografi sedikit berbeda dari film-film sebelumnya. Kamera hampir tidak pernah statis dan dengan dukungan editing cepat selalu bergerak dengan dinamis melalui sudut-sudut yang kadang ekstrem bahkan hingga kamera berputar 180 derajat. Ilustrasi musik dibesut oleh Alan Silvestri yang juga membuat score untuk Captain America. Tidak heran jika tone musiknya sepanjang film nyaris mirip dengan score Captain Amerika. Masing-masing film sebelumnya memiliki tema musik yang khas, sayang hal ini tidak tampak disini. Bicara efek visual, sepertinya tidak perlu banyak komentar, just enjoy the spectacle!
The Avengers bakal menjawab semua apa yang diinginkan penonton. Aksi-aksi menawan nan memesona, komedi, sedikit drama, dengan dukungan penampilan yang karismatik para aktor dan aktrisnya. Jika Anda sabar sedikit menunggu ada scene tambahan di kredit penutup yang mengisyaratkan musuh para jagoan kita kelak. The Avengers memang tidak memiliki kualitas film-film superhero, seperti The Dark Knigth atau Spiderman 2, namun boleh dibilang film ini adalah film superhero yang paling menghibur yang pernah diproduksi. Tidak heran jika film ini bakal menjadi film superhero terlaris tahun ini.
Mank bro, score-nya Silvestri kentel banget nuansa Captain America: The First Avenger, tapi keren banget theme song-nya!!! 😀
Oh ya, kapan2 main ke Blog w juga ya, thx