Film horor yang berisi “boneka pembunuh/setan” jelas sudah tidak bisa dibilang baru, sejak seri Chucky yang entah sudah berapa banyak filmnya, Annabelle, Poltergeist, hingga karakter Slappy di Goosebump baru lalu. Sineas horor biasanya mencoba mencari hal yang baru pada bentuk terornya untuk membuat kejutan-kejutan pada penonton. Apa yang bisa mereka perbuat dengan keterbatasan sebagai boneka, serta seberapa sulit membunuh mereka? The Boy mencoba mencari celah lain di antara film bertema sejenis sekalipun usahanya pun tidak bisa dibilang baru.
Alkisah Greta (Lauren Cohan), seorang wanita muda asal Amerika yang menerima pekerjaan sebagai pengasuh anak pada keluarga Heelshire di wilayah pinggiran Inggris. Hal yang mengejutkan adalah Greta ternyata bukan untuk mengasuh anak sungguhan namun sebuah boneka bernama Brahms. Bayaran yang mahal serta pelarian dari masalah di tempat asalnya menjadi alasan utama Greta menerima tawaran aneh ini. Suatu ketika, kedua majikannya pergi untuk waktu yang lama dan Greta ditinggal sendiri di rumah tua besar tersebut. Keanehan demi keanehan mulai terjadi dan Greta lambat laun menyadari bahwa Brahms ternyata bukan sekedar boneka yang ia pikir.
Bagi penggemar horor tulen jelas tahu persis plot sejenis sudah terlalu banyak, khususnya tema “rumah hantu” namun kali ini hanya dikombinasi dengan unsur “boneka”. Sejak awal cerita penonton sudah digiring arah pengembangan plotnya. Penonton menduga-duga apa yang akan terjadi dan memang film ini memiliki arah perkembangan cerita yang sedikit berbeda. Unsur horor berubah menjadi thriller, dan ketika semua terbuka, tak ada lagi rasa penasaran selain unsur ketegangan yang sudah sering kita lihat di film-film lain. Usaha untuk membuat kaget penonton dengan kejutan-kejutan kecil seperti yang dilakukan film-film horor sejenis tidak ada disini. Kekuatan cerita hanya pada bagaimana film ini mampu menunda informasi sehingga membuat rasa penasaran terusik.
Sisi teror dan kejutan yang lazim ada pada genre horor bukan menjadi nilai lebih filmnya. Rekayasa digital serta musik yang mengagetkan tidak ada disini. Semuanya dilakukan secara konvensional dengan sedikit dukungan efek suara. Sama sekali tak ada yang baru disini. Salah satu kekuatan film jelas ada pada aktris muda yang bermain sebagai Greta, yakni Lauren Cohan, yang kita kenal melalui miniseri The Walking Dead. Tokoh Greta nyaris bermain solo sepanjang film dan Cohan memainkan perannya dengan sangat baik dengan mampu mengaburkan penonton di antara realita, mimpi, dan kewarasan. Satu lagi adalah setting yang mendukung atmosfir filmnya, sekali lagi tanpa CGI selain efek suara, tidak ada ornamen gothic dan perabot ukiran yang berlebihan namun pas mendukung cerita filmnya.
Hanya bermodalkan rumah tua, wanita muda, dan sebuah boneka sempat mampu membuat kita berekspektasi lebih pada kisahnya. The Boy mencoba mencari celah di antara film-film horor thriller sejenis melalui kejutan cerita, akting pemain utama, serta setting yang mendukung, dan usahanya bisa dibilang tidak jelek. Performa Cohan jelas menunjukkan talenta yang mampu berbuat lebih dari sekedar film horor macam ini. Tak ada yang perlu ditunggu dari subgenre horor ini, Chucky sudah melakukan segalanya yang terbaik, namun permainan akting Cohan di film berikutnya menarik untuk ditunggu.
Watch Video Trailer