The Commuter adalah kolaborasi keempat antara sineas Jaume Collet-Serra dan aktor gaek Liam Nesson. Sang aktor semakin tua semakin menjadi dalam peran tipikalnya, seperti dalam seri Taken, Non-Stop, serta Unknown. Film ini juga dibintangi aktor-aktris papan atas, yakni Vera Farmiga, Patrick Wilson, serta Sam Neill. Serra yang kita kenal sebagai spesialis thriller, kali ini mencoba mengolah aksi dan ketegangan di atas sebuah kereta komuter.
Michael adalah seorang pekerja kantoran yang bekerja di kota dan tinggal di wilayah pinggiran. Tiap hari selama 10 tahun ia menggunakan kereta komuter untuk pulang-pergi. Suatu ketika dalam perjalanan pulang, seorang wanita misterius menawarinya sebuah misi aneh dengan imbalan yang sangat besar. Michael tergoda tawaran tersebut, tugasnya sederhana, mencari seseorang yang tidak seharusnya berada dalam kereta tersebut. Tanpa ia sadari, Michael terjebak dalam sebuah permainan berbahaya yang tidak hanya mengancam nyawanya tapi juga keluarganya.
Film dibuka dengan menggunakan teknik montage dengan pencapaian estetik yang amat menawan. Montage menggambarkan keseharian di pagi hari Michael bersama keluarganya ketika berangkat kerja, dari hari ke hari, minggu ke minggu, serta bagaimana ia akrab dengan kereta komuter. Hanya dalam satu segmen kecil ini telah menggambarkan kehidupan serta keseharian Michael dan keluarganya. Really nice! Bagi saya, segmen ini adalah momen terbaik filmnya.
Plot filmnya sendiri, khususnya separuh awal, memang mampu memancing misteri serta ketegangan bagi penonton, senada dengan Non-Stop. Kita tidak tahu, Michael berurusan dengan siapa, dan seberapa besar mereka. Apa yang kita tahu adalah aksi Michael bisa diawasi di atas kereta, seolah mereka memiliki mata dan telinga di sekitarnya. Segala tindak tanduk Michael bahkan bisa mereka antisipasi. Dalam perkembangan, semua menjadi semakin jelas. Penikmat film sejati rasanya tak sulit untuk menebak arah kisahnya. Namun, setelah semua yang terjadi, untuk membuat konspirasi rumit macam ini, jelas sangat tidak masuk akal. Semua serba terlalu kebetulan dan terlalu banyak variabel yang membuat semua bisa berjalan ke arah yang berbeda, namun semua dipaksa ke arah yang sama. It’s ok. Setidaknya film ini sedikit menghibur dengan aksi-aksinya yang menegangkan.
Neeson sudah sering berperan tipikal seperti ini, namun anehnya sang aktor memiliki kharisma yang khas ketika ia menjadi seorang ayah yang terjebak dalam situasi luar biasa. Ekspresi was-was, bimbang, dengan wataknya yang keras sekaligus percaya diri mampu ia mainkan dengan sempurna. “Where is my wife!?” dengan ekspresinya yang khas. Akting Neeson seperti biasanya sungguh enak untuk kita nikmati. Walau aksi laga tidak dominan seperti di seri Taken dan ia bukan sosok yang jago berkelahi, namun aksi-aksi laganya di atas kereta cukup untuk memicu adrenalin penonton karena sisi ketegangannya. Waktu pun tidak terasa berjalan begitu cepat.
The Commuter mengandalkan sang aktor dengan peran tipikalnya yang mampu memadukan unsur misteri dan ketegangan walau kisahnya sendiri sulit dinalar. Seperti dalam peran film sebelumnya, Neeson adalah kekuatan terbesar film ini. Ia mampu memainkan karakter biasa menjadi tak biasa dengan pesona dan kharismanya. Entah berlokasi cerita di pesawat terbang, kereta, kapal pesiar, atau entahlah di mana lagi. Saya tak akan pernah keberatan menonton salah satu aktor terbaik yang pernah ada, beraksi menjadi seorang “ayah” jagoan.
WATCH TRAILER