The Conjuring 2 (2016)

134 min|Horror, Mystery, Thriller|10 Jun 2016
7.3Rating: 7.3 / 10 from 309,888 usersMetascore: 65
Ed and Lorraine Warren travel to North London to help a single mother raising four children alone in a house plagued by a supernatural spirit.

The Conjuring arahan James Wan yang hanya berbujet US$20 juta mampu menghasilkan $318 juta pada rilis globalnya. Film horor supernatural ini juga dipuji banyak kritikus karena kemampuan sang sineas mengolah kejutan cerita dan sisi sinematik dengan gayanya yang khas. Wan sendiri sudah kita kenal sebagai spesialis horor yang sukses, sejak Saw, Insidious dan sekuelnya, serta The Conjuring sendiri.  Film berbujet $30 juta ini masih mengikuti kisah nyata pasangan pengusir “iblis”, Edward dan Lorraine Warren, yang kembali mengikuti salah satu kasus terberat mereka.

 Selepas kasus rumah di Amitville yang melelahkan, Lorraine berniat untuk rehat dari urusan pengusiran iblis. Namun fakta berbicara lain ketika mereka dimintai tolong pihak gereja untuk menangani kasus supernatural di sebuah rumah di Inggris milik keluarga Hodgson. Janet, putri dari Peggy Hodgson, merasa ada kekuatan jahat yang menganggunya. Pasangan Warren sekali lagi harus berurusan dengan iblis jahat tidak hanya untuk menyelamatkan keluarga Hodson namun juga trauma Lorraine sendiri.

Setelah tiga film horor sukses, Insidious, Insidious 2, serta The Conjuring yang semuanya juga dibintangi Patrick Wilson, apalagi yang mau ditawarkan sekuelnya ini. Ekpektasi sebelum menonton jelas dipasang rendah namun diluar dugaan James Wan mampu membuat seri kedua ini tidak kalah menawan dibanding pendahulunya. Cerita yang memang berdasarkan kisah nyata kembali mampu dibuat jauh dari kata membosankan. Dua pasangan Warren yang masuk pada separuh cerita memberikan latar yang cukup untuk bisa bersimpati dengan keluarga Hodgson, khususnya sang putri, Janet. Wan juga tidak terjebak pada pembuktian ilmiah yang sudah sering muncul pada film-filmnya namun kali ini justru fokus pada sosok misterius entitinya. Klimaks walau sudah bisa diantisipasi namun mampu merangkai dengan baik kasus keluarga Hodgson dengan premonisi Lorraine.

Baca Juga  Army of the Dead

Seperti gaya Wan sebelumnya, film ini minim efek visual namun sarat dengan shot-shot yang efektif memberikan efek kejutan. Tak banyak yang baru memang namun beberapa shot dikemas dengan sangat baik seperti ketika satu shot panjang (long take) wawancara Ed dengan roh yang merasuki Janet. Satu adegan berkesan lain ketika Janet menonton televisi dijamin bakal membuat penonton menjerit dan melompat dari bangku penonton. Beberapa nomor lagu milik Elvis (dibawakan sang aktor sendiri) dan Bee Gees juga mampu membuat adegannya menjadi sangat berkesan. Satu aspek lain yang kuat jelas adalah ilustrasi musik yang kini mencoba berbeda dengan tidak lagi menggunakan suara menyayat biola seperti film-film Wan sebelumnya.

The Conjuring 2 jelas bukan berada pada level film pendahulunya namun usaha James Wan untuk membuat trik-trik baru serta memutar fakta cerita dijamin bakal membuat penonton puas meninggalkan bioskop. Tentu sudah tidak ada yang meragukan penampilan Patrick Wildon dan Vera Farmiga, dan semua pemain pendukung performanya amat baik khususnya si cilik Madison Wolfe sebagai Janet dan Frances O’Connor sebagai sang ibu. Sepertinya film ini bakal laris seperti pendahulunya dan kita tinggal menunggu kasus apa lagi yang akan dihadapi pasangan Warren. Latar belakang sang entiti yang masih misterius bisa juga menjadi pijakan cerita lain (spin off) layaknya Annabelle.

WATCH TRAILER

PENILAIAN KAMI
overall
70 %
Artikel SebelumnyaNow You See Me 2
Artikel BerikutnyaFinding Dory versi Indonesia
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.