Allegiant (2016)

120 min|Action, Adventure, Mystery|18 Mar 2016
5.7Rating: 5.7 / 10 from 138,054 usersMetascore: 33
After the earth-shattering revelations of Insurgent, Tris must escape with Four beyond the wall that encircles Chicago, to finally discover the shocking truth of the world around them.

Setelah sukses dua seri Divergent sebelumnya, kini buku novel ketiganya diadaptasi menjadi dua bagian mengikuti tren final chapter masa kini yang jelas semata hanya untuk tujuan pasar. Walau tak sesukses film fiksi ilmiah remaja sejenis yakni, The Hunger Games namun Divergent memiliki fansnya sendiri. Dua kisah sebelumnya menawarkan premis cerita yang lumayan menarik dengan pesan moral yang tak sulit ditangkap penonton. Sementaranya seri ketiganya ini menawarkan kisah yang sama sekali berbeda dengan sebelumnya.

Setelah kejadian seri sebelumnya tak ada lagi faksi, semua bebas dan lepas dari aturan, namun mereka tetap dilarang untuk keluar dari wilayah tembok. Rezim baru yang dipimpin Evelyn mengambil tindakan tegas dengan mengeksekusi mati semua orang yang menjadi kaki tangan rezim terdahulu. Tris dan Four yang tidak menyukai situasi ini memutuskan untuk keluar dari tembok seperti apa yang dimaui oleh leluhur mereka. Bersama beberapa rekan mereka, Tris dan Four akhirnya keluar dan mendapatkan sebuah dunia baru yang sama sekali berbeda dari apa yang mereka pikir.

Tidak masuk akal. Ini kesan pertama ketika kisah demi kisah berjalan berujung pada sesuatu yang absurd dan serba membingungkan. Film ini seperti lepas sama sekali dari dua film sebelumnya. Semuanya yang jelas menjadi serba tidak jelas dan pertanyaan besar mengapa orang-orang diluar tembok bersusah payah melakukan ini semua. Sungguh tak masuk akal. Dengan teknologi yang demikian tinggi mestinya mereka mampu memperbaiki kehidupan manusia menjadi lebih baik. Premis menarik dua seri sebelumnya sirna dan berganti menjadi tema standar fiksi ilmiah kebanyakan dimana sekelompok manusia mencoba mengubah peradaban manusia melalui pengorbanan manusia yang lain dan kaum superior harus diutamakan. Tak asing bukan?

Baca Juga  Cobweb

The Divergent Series: Allegiant sama sekali tidak menyisakan sambungan plot dari dua seri sebelumnya dan kini kisahnya berubah menjadi absurd meskipun pencapaian visualnya amat memukau dan realistik. Alam mimpi/halusinasi yang menjadi unsur menarik dalam dua seri sebelumnya kini sama sekali tidak dihardirkan. Adegan aksi sama sekali tidak ada yang menonjol dan lebih dari separuh cerita adalah drama yang berjalan amat membosankan. Kisahnya mestinya sudah cukup berakhir di seri kedua, sekuel berikut yang menjadi film penutup sepertinya tak ada lagi yang menarik untuk ditawarkan selain bagi penonton remaja yang mungkin masih menyukai kisah roman standar antara Tris dan Four.

Watch Trailer

PENILAIAN KAMI
Overall
30 %
Artikel SebelumnyaSpielberg dan Harrison Ford Reuni Kembali dalam Indiana Jones 5
Artikel BerikutnyaBatman v Superman: Dawn of Justice
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.