Kasus investigasi pembunuhan serial di RS adalah sebuah kasus langka untuk genrenya. The Good Nurse diadaptasi dari kisah nyata yang didasarkan novel kriminal karya Charles Graeber. Film rilisan Netflix ini diarahkan oleh sineas berpengalaman asal Denmark, Tobias Lindholm yang sebelumnya meraih nominasi Piala Oscar Film Berbahasa Asing Terbaik melalui A War (2015). Film ini dibintangi sederetan bintang papan atas, yakni Jessica Chastain dan Eddie Redmayne. Dengan dukungan sineas dan dua pemain bintang berkaliber Piala Oscar, rasanya film ini bakal menjanjikan sesuatu yang berkelas.

Could he be involved in this?”

Amy (Chastain) adalah seorang perawat RS yang bekerja keras untuk menghidupi dua putrinya, serta memiliki kelainan jantung. Akibat alasan ekonomi, kondisi kesehatannya ia tutupi di tempat kerjanya sembari menanti fasilitas asuransi yang bisa ia dapatkan empat bulan lagi. Di tengah situasi tertekan, seorang perawat laki-laki baru bernama Charles Cullen (Redmayne), direkrut di lantainya. Charles yang mengetahui kondisi Amy, berusaha membantunya untuk melewati masa-masa sulit. Dalam perkembangan, siapa menyangka, bahwa sosok kalem Charles dicurigai sebagai pembunuh serial yang mengincar korbannya di RS.

Berjalan dengan tempo lambat, alur plotnya semakin menemukan bentuk sejalan dengan kisahnya. Simpati kita semakin besar terhadap sosok Amy yang dimainkan begitu mengesankan oleh Chastain. Dilema situasi keuangan dan kondisi kesehatan membuat sosok ini terlihat lelah jiwa dan raga sepanjang film. Tentu ini bukan peran yang mudah. Sahabat barunya, Charles, mengalihkan perhatian sejak separuh durasi. Apakah sosok sahabat yang begitu baik dan perhatian adalah tidak yang seperti kita pikir? Intensitas plot semakin meninggi hingga klimaks, dan investigasi terlarang antara Ami dan aparat adalah satu hal yang membuat kita makin lekat dengan kisahnya. Satu modus operandi unik yang belum pernah kita dengar dan lihat sebelumnya. Dan sang aktor pun, di penghujung cerita memperlihatkan kelasnya dengan akting yang mengesankan.

Baca Juga  Maleficent: Mistress of Evil

The Good Nurse adalah sebuah drama biografi thriller dengan naskah solid dan intens serta dukungan permainan menawan para kastingnya. Kisahnya masih menyisakan banyak pertanyaan yang tak terjawab. Satu rangkaian Informasi teks di akhir memberikan fakta yang amat mengejutkan bagi kita. Pertanyaan kita tentu mengapa dan apa motifnya? Siapa yang lebih buruk? Aksi pembunuhan serial atau pihak yang menutupinya? Sisi gelap manusia memang menyisakan banyak misteri yang belum bisa diungkap. Sosok Amy dan Cullen hanya merupakan secuil bagian dari keseimbangan antara gelap dan terang. The Good Nurse rasanya bisa menjadi kuda hitam dalam ajang Academy Awards tahun depan, setidaknya dua bintangnya.

1
2
PENILAIAN KAMI
Overall
80 %
Artikel SebelumnyaWhite Building : Potret Keruntuhan
Artikel BerikutnyaMelawan Qodrat
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.