The Grinch adalah film animasi produksi Illummination yang diadaptasi dari buku legendaris, How The Grich Stole the Chrismas! (1957) Karya Dr. Seuss. Film ini digarap oleh Chris Mosier dan Yarrow Cheney dan diproduseri Chris Meledandri yang juga memproduksi seri Despicable Me. Film ini juga diisi suara oleh bintang papan atas, Benedict Cumberbatch, Rashida Jones, serta Angela Lansbury. Di tengah film-film animasi berkualitas yang banyak diproduksi kini, apakah film animasi ini mampu melewatinya?
Alkisah warga Whoville yang riang dan bahagia menyambut malam Natal. Namun, tidak begitu halnya dengan The Grinch yang hidup sendiri di atas bukit bersama anjingnya, Max. Terganggu dengan warga yang kini menyambut hari Natal tiga kali lebih meriah dari tahun sebelumnya, The Grinch berencana untuk merusak momen tersebut dengan berniat mencuri semua hiasan dan hadiah natal yang ada di rumah setiap warga kota.
Kisah klasik ini sebelumnya telah diangkat ke medium film versi live ation dengan bertitel sama dengan bukunya. Dibintangi komedian kenamaan kala itu, Jim Carey, yang bermain luar biasa edan sebagai The Grinch. Walau filmnya laris manis, namun tidak demikian halnya dengan para kritikus yang menganggap filmnya terlalu kelam. Film animasinya kini sebaliknya, bernuansa cerah dan jauh lebih berwarna, namun sayangnya kisahnya terlalu gamblang dan mudah diantisipasi. Gelagat kisah yang datar telah tercium sejak awal. Pengenalan tokoh-tokohnya tak berkesan, terlebih sosok The Grinch sudah diperkenalkan dalam trailer-nya, sudah sejak beberapa bulan silam. Tak banyak lagi kejutan. Entah, para penonton bisa tertawa demikian keras mungkin belum pernah melihat trailer-nya di bioskop.
Di luar dugaan, pengembangan kisah berikutnya juga tak memiliki tensi dramatik apa pun. Datar total. Hal yang paling disayangkan adalah ketidakmampuan pembuat film untuk mengemas pesannya secara cerdas. Semua orang tahu, apa yang menjadi masalah sosok The Grinch, mengapa harus ditegaskan pula secara verbal? Pencapaian film animasi kini sudah pada level yang demikian tinggi seolah sineas mendapatkan medium baru untuk menyampaikan pesan universal dengan cara yang sangat berkelas. Film yang baru saja rilis bulan lalu seperti Smallfoot adalah satu contoh sempurna, juga kebanyakan film-film produksi Pixar. Film animasi memang lazimnya ditujukan untuk anak-anak, namun apa salahnya jika menyelipkan pesan yang lebih luas sekaligus dalam untuk penonton dewasa. Kisah The Grinch memiliki potensi besar untuk ini.
The Grinch dibidik semata hanya untuk target penonton anak-anak, datar, tak berjiwa, serta tak mampu mengemas kisah dan pesannya lebih cerdas seperti film-film animasi modern kini. Film ini membuang percuma talenta pemainnya serta visualisasi animasi yang demikian mengagumkan. Film animasi pendek Minions pada pembuka filmnya jauh lebih menghibur untuk ditonton. Sungguh sangat disayangkan.
WATCH TRAILER