Movie Poster

Sutradara: Francis Lawrence
Produser: Nina Jacobson/John Kilik
Penulis Naskah: Peter Craig/Danny Strong/Suzanne Collins
Pemain: Jennifer Lawrence/Josh Hutcherson/Liam Hemsworth/Woody Harrelson/Donald Sutherland/Julianne Moore/Philip Seymor Hoffman/Elizabeth Banks
Sinematografi: Jo Willems
Editing: Alan Edward Bell/Mark Yoshikawa
Ilustrasi Musik: James Newton Howard
Studio: Color Force
Distributor: Lionsgate
Durasi: $150-160 menit
Bujet: US$ 25 juta

The Hunger Games, satu franchise besar yang sukses ini mengakhiri perjalanannya. The Hunger Games: Mockingjay-Part 2 menjadi titik klimaks perjuangan Katniss dan kawan-kawan mengakhiri era Presiden Snow. Dalam seri ini Katniss yang lelah hanya menjadi simbol perjuangan via video propoganda mencari jalan untuk bisa maju ke garis depan perjuangan pemberontak. Hasilnya, Katniss dan rekan-rekannya terjebak dalam sebuah permainan baru yang lebih nyata dan mematikan untuk bisa mencapai istana Snow. Inti plotnya seperti ini.

Mockingjay Part 2 kembali menggunakan konsep permainan seperti seri dan kedua namun dengan skala yang lebih luas. Diawali dengan babak pertama yang amat membosankan seperti seri ketiga lalu, babak kedua lebih menampilkan aksi yang lebih hidup dan bergairah. Di gedung-gedung serta kota yang kosong melompong, sang sineas Francis Lawrence bernostalgia kembali seperti yang ia lakukan dalam I Am Legend. Beberapa sekuen aksi khususnya pertempuran di lorong bawah tanah, adalah sekuen aksi terbaik dan paling menegangkan dalam seri ini, sedikit banyak mengingatkan pada film aksi fiksi ilmiah legendaris, Aliens.

Adegan klimaks dengan kejutan yang mudah diprediksi menjadi akhir perjalanan panjang petualangan Katniss. Film ini adalah satu perjuangan revolusi panjang meruntuhkan satu rezim dengan kemunculan rezim baru sekaligus menjadi latar belakang mengapa permainan Hunger Games digelar. Sekali lagi, masalah film ini bukan pada plot namun pada latar belakang kisahnya secara keseluruhan. Katniss adalah masalah utama, dan Snow setiap kali punya momen untuk membunuh gadis ini sejak awal tapi itu tidak dia lakukan, dan satu lagi solusi menggelar Hunger Games, untuk menyatukan semua divisi adalah ide yang sangat konyol.

Baca Juga  A Wrinkle in Time

The Hunger Games: Mockingjay-Part 2 kembali menggunakan formula permainan yang membuat franchise ini begitu menarik, dan beberapa rangkaian aksi terbaik ditampilkan disini, namun seri ini secara keseluruhan adalah satu perjalanan revolusi yang panjang dan melelahkan.    Walau bagaimana pun dengan sederetan bintang-bintang besarnya seri ini akan dikenang sebagai seri fiksi ilmiah remaja yang sukses dibandingkan dengan seri-seri sejenis yang populer beberapa tahun belakangan.

MOVIE TRAILER

PENILAIAN KAMI
Total
60 %
Artikel SebelumnyaBus 657
Artikel BerikutnyaThe Huntsman: Winter’s War SegeraTayang
Hobinya menonton film sejak kecil dan mendalami teori dan sejarah film secara otodidak setelah lulus dari studi arsitektur. Ia mulai menulis artikel dan mengulas film sejak tahun 2006. Karena pengalamannya, penulis ditarik menjadi staf pengajar di Akademi Televisi dan Film swasta di Yogyakarta untuk mengajar Sejarah Film, Pengantar Seni Film, dan Teori Film sejak tahun 2003 hingga tahun 2019. Buku film debutnya adalah Memahami Film (2008) yang memilah seni film sebagai naratif dan sinematik. Buku edisi kedua Memahami Film terbit pada tahun 2018. Buku ini menjadi referensi favorit bagi para akademisi film dan komunikasi di seluruh Indonesia. Ia juga terlibat dalam penulisan Buku Kompilasi Buletin Film Montase Vol. 1-3 serta 30 Film Indonesia Terlaris 2012-2018. Ia juga menulis Buku Film Horor: Dari Caligari ke Hereditary (2023) serta Film Horor Indonesia: Bangkit Dari Kubur (2023). Hingga kini, ia masih menulis ulasan film-film terbaru di montasefilm.com dan terlibat dalam semua produksi film di Komunitas Film Montase. Film- film pendek arahannya banyak mendapat apresiasi tinggi di banyak festival, baik lokal maupun internasional. Baru lalu, tulisannya masuk dalam shortlist (15 besar) Kritik Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2022. Sejak tahun 2022 hingga kini, ia juga menjadi pengajar praktisi untuk Mata Kuliah Kritik Film dan Teori Film di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dalam Program Praktisi Mandiri.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.