The Invitation adalah film horor arahan sineas Australia Jessica M. Thompson. Naskahnya diinspirasi dari novel legendaris, Dracula karya Bram Stoker. Film ini dibintangi para pemain muda, Nathalie Emmanuel, Thomas Doherty, Stephanie Corneliussen, dan Alana Boden. Film bertema vampir sudah tak terhitung banyaknya, kini apa lagi yang mau ditawarkan?

Tonight we celebrate our eternal bond.

Evelyn Alexander atau Evie (Emmanuel) adalah seorang pekerja katering yang rupanya memiliki keturunan darah bangsawan Inggris. Oleh kerabatnya, ia diundang ke sana dan menginap di kastil seorang bangsawan menawan, Walter De Ville (Doherty). Evie diperlakukan bak putri raja, dan sang tuan rumah tak butuh usaha banyak untuk membuat sang tamu tertarik padanya. Namun, Evie juga merasakan ada sesuatu yang tak wajar di bangunan tua tersebut, dan dugaannya memang tak salah.

Premis menarik sanggup mengusik rasa penasaran kita nyaris 2/3 durasi filmnya. Kita tahu persis bahwa ada sesuatu yang tak beres di tempat tersebut, hingga momen misteri berakhir. Andai ini tak berbalik arah (baca:kejutan) dengan cara yang konyol, segalanya bisa jadi beda. Fakta baru Ini justru memunculkan banyak pertanyaan yang rasanya tak perlu lagi dijawab. Jika, Evie tidak melakukan tes DNA, akankah semua ini terjadi? Apakah mereka bakal melakukan tes DNA sampai menemukan darah keturunannya? Hmm..  coba pikir saja sendiri.

The Invitation mengundang misteri dan penasaran, namun menjelang babak ketiga, plotnya terjebak dalam kisah klise yang antiklimaks. Jika saja, antagonis bermain aman tanpa harus bergegas, kita semua tahu, Evie pasti bakal jatuh kepelukannya. Untuk apa bersusah payah dengan segala keribetan ini? Toh tak ada deadline waktu di sini, dan tidak lantas ia berubah menjadi kelelawar atau apalah jika tidak bersegera. Bicara sumber inspirasinya, terlalu jauh untuk dibandingkan. Sebuah tribute tidak lantas menggunakan nama karakter dalam novelnya dengan seenaknya (Jonathan dan Mina Harker). Kisah lepas justru lazimnya bisa lebih kreatif dalam mengolah sumber aslinya.

Baca Juga  Dangerous Lies

1
2
PENILAIAN KAMI
Overall
50 %
Artikel SebelumnyaWebinar FFWI XII Seri Ketiga Mengupas Urgensi Nasionalisme dalam Film
Artikel BerikutnyaHouse of Darkness
Hobinya menonton film sejak kecil dan mendalami teori dan sejarah film secara otodidak setelah lulus dari studi arsitektur. Ia mulai menulis artikel dan mengulas film sejak tahun 2006. Karena pengalamannya, penulis ditarik menjadi staf pengajar di Akademi Televisi dan Film swasta di Yogyakarta untuk mengajar Sejarah Film, Pengantar Seni Film, dan Teori Film sejak tahun 2003 hingga tahun 2019. Buku film debutnya adalah Memahami Film (2008) yang memilah seni film sebagai naratif dan sinematik. Buku edisi kedua Memahami Film terbit pada tahun 2018. Buku ini menjadi referensi favorit bagi para akademisi film dan komunikasi di seluruh Indonesia. Ia juga terlibat dalam penulisan Buku Kompilasi Buletin Film Montase Vol. 1-3 serta 30 Film Indonesia Terlaris 2012-2018. Ia juga menulis Buku Film Horor: Dari Caligari ke Hereditary (2023) serta Film Horor Indonesia: Bangkit Dari Kubur (2023). Hingga kini, ia masih menulis ulasan film-film terbaru di montasefilm.com dan terlibat dalam semua produksi film di Komunitas Film Montase. Film- film pendek arahannya banyak mendapat apresiasi tinggi di banyak festival, baik lokal maupun internasional. Baru lalu, tulisannya masuk dalam shortlist (15 besar) Kritik Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2022. Sejak tahun 2022 hingga kini, ia juga menjadi pengajar praktisi untuk Mata Kuliah Kritik Film dan Teori Film di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dalam Program Praktisi Mandiri.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.