Note: For Star Wars fans only
Jagad Sinematik Star Wars
Star Wars adalah salah satu seri ikonik dalam sejarah medium film. Trilogi awal (Episode 4-6/1977-1983) yang digagas dan digarap George Lucas telah memiliki status cult dengan puluhan juta penggemarnya. Tiga film ini saja cukup menjadikan Star Wars sebuah legenda sinematik. Tak ada satu seri pun setelah ini yang mampu melewati pencapaian trilogi ini sekalipun teknologi sinema sudah berkembang sedemikian pesat dan tinggi.
Lucas kemudian memproduksi Episode 1-3 (1999-2005), namun segalanya tergantikan oleh penggunaan CGI yang begitu masif sehingga nuansa artifisial sangat terasa. Pada saat bersamaan, film hingga seri animasinya pun diproduksi (The Clone Wars) dengan gaya animasi setengah matang (buruk), walau kisahnya cukup memberi latar baru bagi plot Episode 2 & 3. Setelah lewat satu dekade, akhirnya sekuel seri sesungguhnya diproduksi (Eps. 7-9/2015-2019) yang awalnya pun mendapat respon luar biasa dari penggemarnya. Secara estetik, khususnya setting, seri “reboot” ini bergaya sama dengan seri aslinya, plus efek visual (CGI) yang lebih natural. Hanya selain sisi nostalgia, kisahnya kacau balau, jauh dari jiwa trilogi aslinya.
Walau demikian, sukses komersial yang luar biasa membuat spin-off-nya pun diproduksi, Rogue One (prekuel A New Hope) hingga Solo. Rogue One tercatat sebagai salah satu film feature terbaik dalam serinya, namun tidak untuk Solo yang lagi-lagi hancur berantakan, bahkan flop. Semua proyek feature Star Wars di-cancel setelah ini, namun tidak untuk serinya.
Seri animasi pendeknya justru tumbuh subur, sejak The Clone Wars hingga kini dengan latar kisah yang variatif, sebut saja Rebels, Resistance, The Bad Batch, hingga The Tales of the Jedi. The Bad Batch dan The Tales of the Jedi memberikan perspektif cerita yang menarik yang mengisi celah cerita dalam seri besarnya (teater). Seri live-action-nya, bahkan jauh lebih menarik lagi. Bahkan beberapa di antaranya adalah yang terbaik dalam serinya, salah satunya The Mandalorian (Musim 1/2019).
Tentang The Mandalorian
The Mandalorian hingga kini telah diproduksi tiga musim, dan musim yang ke-3 berakhir tanggal 19 April 2023 lalu. The Mandalorian mengisahkan petualangan seorang pemburu bayaran kelas kakap bernama Din Djarin (Pedro Pascal) bersama jedi cilik bernama Grogu (satu spesies dengan sosok Yoda). Dalam petualangan mereka, Din dan Grogu bersinggungan dengan puluhan karakter yang membentuk dan memperkuat ikatan keduanya, serta pula berteman dan bersahabat dengan mereka. Bahkan secara mengejutkan tokoh-tokoh ikonik seri ini muncul dalam beberapa episode.
Plot The Mandalorian berlatar lima tahun setelah peristiwa Return of the Jedi (Eps. 6) di mana kekaisaran telah runtuh ditandai dengan musnahnya Death Star dan juga pimpinan kekaisaran, Palpatine (Darth Sidious). The Mandalorian membawa kita ke dunia Star Wars yang sudah kita kenal baik dalam seri feature-nya serta lokasi-lokasi yang sama sekali baru. The Empire kini tergantikan oleh The New Republic. Bagi yang tidak fasih dengan jagad sinema Star Wars rasanya bakal kesulitan untuk mengikuti kisahnya. Perlu diketahui, Mandalorian adalah sebutan bukan untuk ras melainkan kepercayaan (creed), sama seperti halnya Jedi. Sepanjang kisahnya, Din bertemu dengan banyak sosok Mandalorian lain yang memiliki tradisi yang berlainan, ada yang mencopot helm mereka, ada yang tidak, namun semuanya memakai kostum berbahan beskar yang konon adalah logam terkuat di seluruh jagad.
Uniknya, naskah seri The Mandalorian ditulis oleh Jon Favreau sekaligus bertindak sebagai eksekutif produsernya. Favreau adalah kita tahu, sineas yang menggarap Iron Man dan Iron Man 2. Kini, lagi-lagi ia bermain-main dengan manusia bertopeng “besi”, bahkan mampu pula terbang layaknya Iron Man. Entah ini kebetulan atau tidak, satu hal yang jelas, passion sang sineas tampak sekali melalui seri ini. Seolah ia banyak mendapat kebebasan mengolah naskahnya ketimbang seri Iron Man. Dalam satu seri The Mandalorian musim pertama bahkan ia mengutip penggalan dialog Iron Man ketika Din melihat seorang Mandalorian terbang di samping pesawatnya.
Bicara para sineas yang menggarap, siapa yang akan percaya bahwa seri ini tiap episodenya diarahkan nama-nama besar termasuk Favreau sendiri, sebut saja Dave Filoni, Robert Rodriquez, Taika Waititi, Peyton Reed, Rick Famuyiwa, Bryce Dallas Howards, hingga aktor Carl Weathers yang juga bermain sebagai Greef Carga, sahabat dekat Din. Semua sineas pasti memiliki gayanya masing-masing, namun dalam semua serinya, baik aspek mise_en_scene, sinematografi, editing hingga ilustasi musik nyaris semuanya senada dengan pendekatan estetik feature-nya. Nyaris semua aspeknya tak ada cacat. Dalam aksinya, pendekatan western tampak kental, khususnya adegan aksi duel satu lawan satu.
NEXT: SEASON ONE: THE CHILD