The Nun (2018)
96 min|Horror, Mystery, Thriller|07 Sep 2018
5.4Rating: 5.4 / 10 from 178,214 usersMetascore: 46
A priest with a haunted past and a novice on the threshold of her final vows are sent by the Vatican to investigate the death of a young nun in Romania and confront a malevolent force in the form of a demonic nun.

The Nun merupakan film ke lima dari franchise The Conjuring, yang merupakan spin-off dari film The Conjuring 2. The Nun digarap oleh Corin Hardy (The Hallow) serta dibintangi beberapa nama yang masih asing atau kurang populer, yakni Taissa Farmiga, Demian Bichir, dan Jonas Bloquet. Dengan bujet US$ 22 juta dan kepopuleran franchise-nya, rasanya tak sulit film ini bakal meraih sukses komersial, terlepas bagaimana pun kualitas filmnya.

Alkisah, beberapa tahun sejak Perang Dunia Kedua usai, pihak Vatikan memanggil pendeta Burke untuk menyelidiki kematian seorang suster yang ada di sebuah biara terpencil di Rumania. Burke ditemani oleh calon suster muda bernama Irine yang dianggap memiliki pengalaman untuk kasus tersebut. Sesampainya di sana, kejadian aneh banyak menimpa mereka, dan mereka sadar betul jika ada kekuatan jahat yang bersemayam di biara tersebut.

Hey, tunggu, mana Valak? Saya pikir film ini bakal bicara soal asal muasal sang iblis Valak. Rasanya penonton pun bakal berpikiran sama, namun kenyatannya bertutur lain. Film sebenarnya dibuka dengan sangat baik melalui adegan mencekam yang tak banyak memberikan banyak informasi. Alhasil, kisahnya menjadi penuh misteri dan memberi rasa penasaran yang kuat bagi penonton. Berjalannya waktu, sisi misteri satu demi satu terungkap, namun sisi asal muasal sang iblis tak terjawab secara memuaskan. Lalu siapa sebenarnya suster yg dirasuki sang iblis? Plotnya hanya mampu memberikan jawaban satu rangkaian kontinuiti cerita dengan dua film The Conjuring.

Satu hal yang sangat mengesankan dalam film ini jelas ada pada sisi artistiknya. Setting eksterior maupun interior nyaris sama baiknya untuk mendukung atmosfir mistisnya. Sudah terlalu lama, sejak genre ini menampilkan kualitas setting dan tata cahaya begitu menawan seperti ini. Nyaris sepanjang film, kita hanya melihat dua tokoh utamanya, menyusuri ruang demi ruang, dan lorong demi lorong yang gelap gulita. Rasanya ini adalah setting horor terbaik sejak beberapa dekade silam. Ilustrasi musik juga teramat mendukung segmen horornya maupun jump scare. Hanya saja, bicara soal takut menakuti, film ini terasa kurang menendang, hanya jump scare biasa yang sesekali memang mengagetkan. Hanya sayangnya pula, interior kastil yang sedemikian besar tidak dieksplorasi ruang per ruang hingga terasa agak mubazir.

Baca Juga  Sekali Lagi tentang Film Horor Indonesia

The Nun, jelas bukan yang terbaik di serinya, namun pencapaian mise_en_scene-nya adalah yang terbaik untuk genrenya sejak beberapa dekade terakhir. Teramat disayangkan dengan latar cerita dan setting yang demikian mengagumkan, para pembuat film kurang mampu mengeksplor naskahnya dengan kedalaman tema serta pesan cerita yang kuat. Coba bayangkan, sisi religius yang terkontaminasi kekuatan iblis berlatar cerita pasca-PD II? What more do you ask? Sayang sekali. Sungguh sayang sekali.

WATCH TRAILER

PENILAIAN KAMI
Overall
70 %
Artikel SebelumnyaDie Hard 6 Bertitel “McClane”
Artikel BerikutnyaFilm Wiro Sableng dan Kebiasaan Mengkritik dengan Halus
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.