Studio produksi animasi Illumination kini kembali dengan sekuel The Secret Life of Pets yang seri pertamanya nyaris mendekati angka pendapatan USD 900 juta dalam pasar globalnya. Illumination memang kita kenal memproduksi film-film animasi laris (seri Despicable Me) dengan bujet produksi rata-rata di bawah studio pesaingnya seperti Pixar, Dreamworks, dan Walt Disney Animation. Film sekuelnya yang berbujet USD 80 juta ini kembali disutradarai oleh Chris Renaud dengan diisi suara oleh nama-nama tenar, seperti Patton Peter Oswald, Kevin Hart, Jenny Slate, Lake Bell, dan Harisson Ford.
Majikan Max dan Duke, Katie akhirnya menikah dan memiliki balita cilik bernama Liam. Max yang semula tak suka dengan bocah akhirnya menyayangi Liam, walau over protektif terhadap putra majikannya. Suatu ketika, keluarga Katie berlibur mengajak Max dan Duke ke sebuah peternakan di wilayah pedesaan. Di sinilah, ia bertemu anjing peternak senior bernama Rooster di mana Max belajar banyak tentang kehidupan. Sementara Snowball yang terobsesi menjadi superhero dimintai tolong untuk membantu menolong seekor anak macan yang dilatih secara kasar oleh majikannya untuk pertunjukan sirkus.
Formula komedinya masih sama seperti seri sebelumnya. Film ini mengandalkan polah konyol para karakternya yang memiliki keunikannya masing-masing, yakni Max, Duke, si kucing gendut Chloe, Gidget, si anjing tua Pops, dan tentu saja Snowball. Sosok kelinci putih lucu dan cerewet ini, seperti sebelumnya, sangat mencuri perhatian penonton dengan polah dan celotehan konyolnya. Kisah filmnya seakan lebih hidup jika sosok ini muncul, dan rasanya akan menarik jika sosok ini dibuatkan film solonya. Sementara si anjing peternak, Rooster yang diisi suaranya oleh aktor kawakan Harrison Ford juga mencuri perhatian dengan karisma dan dialog bijaknya.
Satu hal yang membuat film ini agak berbeda dengan film animasi populer lainnya adalah plotnya yang dipecah menjadi 3 segmen cerita, yakni Max dan Duke, Snowball, dan Gidget. Mereka memiliki seri petualangan dan konfliknya masing-masing, walau terhitung segmen Gidget lebih pendek dari dua lainnya. Walau kisahnya sangat sederhana, namun sebagai tontonan hiburan sudah lebih dari cukup untuk membuat tawa penonton seisi bioskop meledak. Sekali lagi, Snowball memang “bunny of the macth”, penonton seolah hanya menanti aksi-aksi si kelinci cerewet ini. Juga tidak boleh terlupakan, polah Chloe ketika mengajari Gidget bagaimana bertingkah seperti kucing. Satu segmen finale yang merangkum tiga plot cerita ini dikemas mengesankan dalam sebuah segmen aksi pengejaran kereta api yang sangat seru.
Seperti seri pertamanya, The Secret Life of Pets 2 adalah sekuel dengan kisah sederhana dan menghibur dengan polah para karakter berbulunya yang unik dan lucu, ideal untuk tontonan keluarga. Secara visual, pencapaian film ini jelas tidak jauh dengan film-film animasi besar lainnya. Satu-satunya kelemahan film ini hanyalah kedalaman kisah dan tema sehingga untuk penonton dewasa, film ini hanya memberikan tontonan menghibur semata tanpa bisa memberikan kesan mendalam. Hanya satu yang berkesan bagi saya, para pembuat filmnya tahu betul bagaimana detil polah dan tingkah hewan peliharaan. Semua pemilik hewan peliharaan pasti tahu ini semua, dan mereka bakal mendapatkan satu tontonan yang memuaskan.