The Twilight Saga: New Moon (2009)
130 min|Adventure, Drama, Fantasy|20 Nov 2009
4.8Rating: 4.8 / 10 from 293,463 usersMetascore: 44
Edward leaves Bella after an attack that nearly claimed her life, and, in her depression, she falls into yet another difficult relationship - this time with her close friend, Jacob Black.

New Moon merupakan sekuel dari Twilight (2008) yang dirilis hampir tepat setahun setelah rilis film pertamanya. Filmnya kali ini diarahkan Chris Weitz yang kembali diadaptasi dari seri novel laris berjudul sama karya Stephenie Meyer. Film ini masih dibintangi bintang-bintang muda, yakni Kristin Stewart, Robert Pattinson, serta Taylor Lautner. Menyusul sukses TwilightNew Moon sukses luar biasa meraih lebih dari $100 juta hanya dalam 3 hari rilisnya saja.

Hubungan asmara Bella (Stewart) dan sang vampir, Edward (Pattison) yang semakin dekat justru membuat sang gadis semakin gelisah. Setiap malam Bella dihantui mimpi buruk karena Edward selalu awet muda sementara ia sendiri menua. Suatu ketika pada pesta ulang tahun Bella di rumah keluarga Cullen, jari sang gadis terluka dan memancing insting binatang saudara Edward hingga mencederai Bella. Edward yang tak mau melihat Bella terluka akhirnya pergi meninggalkan Fork bersama keluarganya. Bella yang frustasi ditinggal Edward mulai dekat kembali dengan sahabat lamanya, Jacob (Lautner). Jacob yang sejak lama menyukai Bella ternyata juga menyimpan rahasia besar sama seperti Edward. Jacob ternyata adalah werewolf yang menjadi musuh besar vampir.

Apa yang bisa ditawarkan dari sebuah sekuel film roman fantasi remaja macam Twilight? Roman yang lebih menyentuh dan dramatik, atau adegan aksi lebih seru, atau konflik yang semakin memanas? Semua ini tidak ada dalam sekuelnya. Inti cerita dari New Moon adalah sebuah tes akan cinta sejati Bella dan Edward. Kita semua sudah tahu pasti sejak film pertama jika Bella dan Edward sudah cinta mati. Apalagi yang mau dibuktikan? Plot filmnya terlalu mudah dibaca. Sedekat-dekat Bella dengan Jacob siapa pun tahu mereka tidak mungkin menjalin hubungan kasih. Poor Jacob… Lalu ketika Edward akan “go public” jauh di negeri seberang coba tebak siapa yang datang menyelamatkan? Bella juga berulang-kali meminta Edward untuk menjadikannya vampir, capek rasanya melihat dialog “tak berguna” seperti ini. Kita semua tahu jika Edward melakukan ini cerita filmnya selesai. Titik! Bicara adegan aksi pun tak jauh berbeda. Tak ada yang istimewa dan pencapaian grafis (CGI) pun yang jauh dari memuaskan.

Baca Juga  The Suicide Squad

Satu hal yang menjadi nilai lebih seri Twilight adalah hubungan manusia dengan vampir. Jika sampai Bella akhirnya menjadi vampir, lantas apa menariknya film ini. Jelas film ini memang ditujukan untuk penonton remaja dan pembaca setia novelnya. Nyatanya di bioskop hampir sebagian besar penonton adalah gadis remaja. Mereka semua menjerit ketika Edward muncul di layar dengan slow-motion. Tak heran jika film ini sukses komersil luar biasa. New Moon dengan tempo plot yang sangat lambat, mudah dibaca, durasi yang panjang, serta sedikit aksi cenderung membuat cepat lelah dan mengantuk. Entahlah bisa jadi film ini setia dengan novelnya namun dibandingkan dengan film pertamanya sekuelnya kali ini cuma roman murahan. Just bite the girl Edward! It’s over anyway… (D)

Artikel SebelumnyaA Christmas Carol
Artikel BerikutnyaFilm, Yahudi, dan Kita
Hobinya menonton film sejak kecil dan mendalami teori dan sejarah film secara otodidak setelah lulus dari studi arsitektur. Ia mulai menulis artikel dan mengulas film sejak tahun 2006. Karena pengalamannya, penulis ditarik menjadi staf pengajar di Akademi Televisi dan Film swasta di Yogyakarta untuk mengajar Sejarah Film, Pengantar Seni Film, dan Teori Film sejak tahun 2003 hingga tahun 2019. Buku film debutnya adalah Memahami Film (2008) yang memilah seni film sebagai naratif dan sinematik. Buku edisi kedua Memahami Film terbit pada tahun 2018. Buku ini menjadi referensi favorit bagi para akademisi film dan komunikasi di seluruh Indonesia. Ia juga terlibat dalam penulisan Buku Kompilasi Buletin Film Montase Vol. 1-3 serta 30 Film Indonesia Terlaris 2012-2018. Ia juga menulis Buku Film Horor: Dari Caligari ke Hereditary (2023) serta Film Horor Indonesia: Bangkit Dari Kubur (2023). Hingga kini, ia masih menulis ulasan film-film terbaru di montasefilm.com dan terlibat dalam semua produksi film di Komunitas Film Montase. Film- film pendek arahannya banyak mendapat apresiasi tinggi di banyak festival, baik lokal maupun internasional. Baru lalu, tulisannya masuk dalam shortlist (15 besar) Kritik Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2022. Sejak tahun 2022 hingga kini, ia juga menjadi pengajar praktisi untuk Mata Kuliah Kritik Film dan Teori Film di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dalam Program Praktisi Mandiri.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.