The Vanishing (2018)
107 min|Drama, Mystery, Thriller|04 Jan 2019
5.9Rating: 5.9 / 10 from 19,845 usersMetascore: 64
Three lighthouse keepers on the remote Flannan Isles find a hidden trunk of gold, leading to their mysterious disappearance.

The Vanishing adalah film drama thriller produksi Skotlandia yang digarap oleh Kristoffer Nyholm. Kisah film ini, uniknya diinspirasi dari hilangnya tiga penjaga mercusuar secara misterius di Kepulauan Flannan, Skotlandia pada tahun 1900. Film berbujet US$ 5 juta ini dibintangi oleh Gerard Butler, Peter Mullan, serta Connor Swindells. Dari trailer-nya sudah terlihat, film ini sepertinya memang menjanjikan.

Alkisah Thomas, James, dan yang termuda Donald, mendapat giliran menjaga mercusuar di sebuah pulau kecil terpencil di Kepulauan Flannan selama 6 minggu. Rutinitas mereka terusik oleh seorang laki-laki yang terdampar di pulau tersebut. Donald yang ingin menolong, tanpa sebab justru diserang dan sang pemuda pun secara tak sengaja membunuhnya. Satu peti kecil dari perahu, berhasil mereka angkat dan bawa ke rumah mercusuar. Betapa kagetnya mereka, mendapati isi kotak tersebut adalah beberapa emas batangan. Mereka pun sepakat membaginya, namun tak lama, dua orang misterius datang ke pulau untuk mencari emas yang mereka ambil.

Plotnya yang diinspirasi dari kisah nyata ini, melalui naskahnya mencoba merekonstruksi secara rinci apa yang melatarbelakangi hilangnya 3 penjaga mercusuar tersebut. Apapun tentu bisa saja terjadi (cerita sesungguhnya), tak ada seorang pun tahu, dan penafsiran pembuat film tentang kisahnya, juga boleh jadi didramatisir tapi ini jelas sah-sah saja. Toh, penafsiran mereka, jauh dari kata buruk.

Baca Juga  Great White

Sejak awal, layaknya film horor, film ini menyajikan setting dengan atmosfir luar biasa suram. Setting yang meyakinkan ini sangat mendukung kisahnya yang kelam serta tiga tokohnya yang berbeda karakter. Sang senior, Thomas masih trauma sepeninggal istri dan anaknya, James harus meninggalkan istri dan putranya dengan segala problema ekonomi mereka, serta pula sang pemuda labil yang tak berpengalaman, Donald. Batangan emas tersebut seolah menjadi penyelamat dari kehidupan mereka yang suram. Seperti disajikan dalam trailer-nya, plotnya pun mudah kita antisipasi ke mana arahnya setelah ini.

Datangnya dua sosok misterius yang mencari emas milik mereka, rupanya hanya menjadi petaka awal dari konflik yang sesungguhnya. Horor sesungguhnya ternyata baru dimulai setelah momen ini. Dengan berbekal kematangan akting dua bintang seniornya, Mullan dan Butler, serta bintang muda, Swindells, sajian drama thriller mendadak berubah haluan menjadi sebuah sajian horor psikologis. Tiga bintangnya khususnya Butler, bermain sangat mengesankan sepanjang momen ini. Kisah yang sebenarnya memiliki potensi lebih ini, sayangnya disajikan terlalu lambat dan ending-nya sedikit kurang menggigit sehingga tak mampu membekas kuat.

The Vanishing has strengths in terms of setting and the appearance of its players; however, the execution is slow and half-baked, making it unable to make a deep impression. Kisahnya memang tak lagi baru, sejak era klasik hingga kini, bagaimana sosok manusia berubah menjadi monster yang mampu memakan sesamanya akibat ketamakan dan keserakahan. The Vanishing dengan segala potensinya, tidak hanya bicara tentang ini, namun juga sisi humanis seorang manusia yang tak luput dari rasa bersalah dan trauma.

WATCH TRAILER

PENILAIAN KAMI
Overall
70 %
Artikel SebelumnyaAvengers: Endgame Cetak Sejarah Box Office!
Artikel BerikutnyaLong Shot
Hobinya menonton film sejak kecil dan mendalami teori dan sejarah film secara otodidak setelah lulus dari studi arsitektur. Ia mulai menulis artikel dan mengulas film sejak tahun 2006. Karena pengalamannya, penulis ditarik menjadi staf pengajar di Akademi Televisi dan Film swasta di Yogyakarta untuk mengajar Sejarah Film, Pengantar Seni Film, dan Teori Film sejak tahun 2003 hingga tahun 2019. Buku film debutnya adalah Memahami Film (2008) yang memilah seni film sebagai naratif dan sinematik. Buku edisi kedua Memahami Film terbit pada tahun 2018. Buku ini menjadi referensi favorit bagi para akademisi film dan komunikasi di seluruh Indonesia. Ia juga terlibat dalam penulisan Buku Kompilasi Buletin Film Montase Vol. 1-3 serta 30 Film Indonesia Terlaris 2012-2018. Ia juga menulis Buku Film Horor: Dari Caligari ke Hereditary (2023) serta Film Horor Indonesia: Bangkit Dari Kubur (2023). Hingga kini, ia masih menulis ulasan film-film terbaru di montasefilm.com dan terlibat dalam semua produksi film di Komunitas Film Montase. Film- film pendek arahannya banyak mendapat apresiasi tinggi di banyak festival, baik lokal maupun internasional. Baru lalu, tulisannya masuk dalam shortlist (15 besar) Kritik Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2022. Sejak tahun 2022 hingga kini, ia juga menjadi pengajar praktisi untuk Mata Kuliah Kritik Film dan Teori Film di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dalam Program Praktisi Mandiri.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.