The Wailing (2016)

156 min|Drama, Horror, Mystery|03 Jun 2016
7.4Rating: 7.4 / 10 from 85,792 usersMetascore: 81
Soon after a stranger arrives in a little village, a mysterious sickness starts spreading. A policeman, drawn into the incident, is forced to solve the mystery in order to save his daughter.

The Wailing berkisah tentang kasus pembunuhan aneh yang terjadi di sebuah desa kecil di Korea Selatan. Salah satu warga terkena wabah aneh kemudian menjadi gila dan membunuhi anggota keluarganya. Seorang polisi lokal bernama Jong-Goo (Do Won Kwak) menyelidiki kasus tersebut. Belum tuntas satu kasus, muncul lagi kasus serupa menimpa penduduk desa tersebut. Setelah mengumpulkan beberapa fakta dan berdasarkan kesaksian warga sekitar disimpulkan kasus tersebut disebabkan karena iIblis yang merasuki penduduk desa. Jong-Goo kemudian mencurigai seorang warga negara Jepang (Jun Kunimura) yang diduga sebagai penyebab serangkaian kejadian aneh tersebut. Cerita semakin menarik ketika kemudian putri Jong-Goo yang bernama Hyo-Jin (Kim Hwan-hee) juga terkena wabah yang sama. Secara emosional Jong-Goo kemudian berusaha keras untuk menemukan Iblis yang sebenarnya. Di saat bersamaan pembunuhan-pembunuhan lain terus terjadi di desa tersebut.

Seperti halnya film-film Hong-jin Na sebelumnya (The Chaser, The Yellow Sea) unsur ketegangan menjadi kekuatan utama film ini. Sepanjang film (2 jam 36 menit) kita tidak dibiarkan bernafas karena selalu ada fakta-fakta baru yang membuat penonton semakin bingung menebak-nebak pelakunya. Motif pelaku tidak begitu jelas karena cerita berfokus pada proses pencarian sang Iblis. Beberapa tokoh juga kemudian muncul seperti wanita berbaju putih (Woo-hee Chun) dan seorang dukun/Shaman bernama Il-Gwang (Hwang Jung-min) yang semakin menambah kemungkinan-kemungkinan baru. Beberapa kali Hong-jin Na juga menggunakan teknik crosscutting untuk mengecoh sekaligus memberikan fakta baru pada penonton. Salah satu yang paling baik adalah ketika si Shaman Il-Gwang melakukan ritual pengusiran hantu di tubuh Hyo-jin yang kemudian di-cut dengan orang Jepang yang juga melakukan ritual di gubuknya, dan kemudian Hyo-Jin meronta-ronta kesakitan di kamarnya sebagai efek dari ritual tersebut. Teknik editing ini juga yang nantinya dipakai untuk menguak misteri yang sebenarnya.

Baca Juga  App War

Setting yang berada di daerah pegunungan juga sangat mendukung menciptakan nuansa desa terisolir serta nuansa mistis yang kental. Ditunjang dengan pencapaian sinematografi yang baik dariĀ  Hong Gyeong-Pyo (Snowpiercer, Mother) membuat film ini semakin menegangkan untuk ditonton. Gambar-gambar dan adegan penuh darah juga sering kali muncul menambah kengerian filmnya. Keberhasilan lainya adalah dalam pemilihan kasting, karakter-karakter utama bermain dengan baik, tapi yang menyita perhatian adalah penampilan Hyo-Jin (Kim Hwan-hee). Melihat aktingnya di film ini bukan hal yang mengejutkan jika nantinya dia akan menjadi salah satu aktris besar di Korea.

The Wailing adalah simbolisasi tentang siapa sebenarya iblis itu sendiri, sebuah masalah yang tidak bisa dicegah maupun diselesaikan oleh suatu tatanan hukum yang ada. Sedangkan Hyo-Jin sendiri tidak lain hanyalah sebagai korban semata.

WATCH TRAILER

Artikel SebelumnyaXenomorph Kembali dalam Alien: Covenant
Artikel BerikutnyaKoala Kumal
Febrian Andhika lahir di Nganjuk, 18 Februari 1987. Ia mulai serius mendalam film sejak kuliah di Akademi Film di Yogyakarta. Sejak tahun 2008, ia bergabung bersama Komunitas Film Montase, dan aktif menulis ulasan film untuk Buletin Montase hingga kini montasefilm.com. Ia terlibat dalam semua produksi awal film-film pendek Montase Productions, seperti Grabag, Labirin, 05:55, Superboy, hingga Journey to the Darkness. Superboy (2014) adalah film debut sutradaranya bersama Montase Productions yang meraih naskah dan tata suara terbaik di Ajang Festival Film Indie Yogyakarta 2014, dan menjadi runner up di ajang Festival Video Edukasi 2014. Sejak tahun 2013 bekerja di stasiun TV swasta MNC TV, dan tahun 2015 menjadi editor di stasiun TV Swasta, Metro TV. Di sela kesibukan pekerjaannya, ia menyempatkan untuk menggarap, The Letter (2016), yang merupakan film keduanya bersama Montase Productions. Film ini menjadi finalis dalam ajang Festival Sinema Australia Indonesia 2018.

2 TANGGAPAN

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.