Movie Poster

Sutradara: Robert Zemeckis
Produser: Robert Zemeckis/Tom Rothman/Steve Starkey
Penulis Naskah: Robert Zemeckis/Christopher Browne
Pemain: Joseph Gordon Levitt/Ben Kingsley/Charlotte Le Bon
Sinematografi: Dariusz Wolsky
Editing: Jeremiah O’Driscoll
Ilustrasi Musik: Alan Silvestri
Studio: Lstar Capital/ImageMovers
Distributor: TriStar Pictures
Durasi: 123 menit
Bujet: US$ 35 juta

Robert Zemeckis seperti kita tahu adalah sineas kawakan yang memproduksi film-film masterpiece, seperti trilogi Back to The Future, Forest Gump, hingga Cast Away. Walau tidak seproduktif dulu namun The Walk masih membuktikan jika sang sineas masih memiliki taji dengan mampu mengangkat kisah yang sederhana menjadi istimewa dengan gayanya. Film ini sendiri didasarkan atas kisah yang sungguh-sungguh terjadi yang dilakukan Philippe Petit berjalan di atas tali di puncak Menara Kembar WTC. Kisah filmnya sendiri sangat sederhana, terfokus pada bagaimana proses Petit dan rekan-rekannya hingga ia bisa melakukan aksi gilanya. Uniknya pula sepanjang film Petit (Levitt) menjadi narator filmnya seperti mendongeng pada kita.

The Walk banyak mengingatkan pada Forest Gump, dimana filmnya dituturkan secara puitik memperlihatkan latar belakang sang tokoh dengan sesekali kilas-balik. Secara perlahan dengan iringan narator kisahnya berjalan cukup cepat namun runtut dalam memperkenalkan latar belakang serta tokoh-tokoh lainnya. Memasuki babak kedua, layaknya film Mission Impossible, kisahnya berjalan semakin menarik memperlihatkan proses secara detail usaha Petit dan kawan-kawannya untuk melakukan sebuah misi yang mustahil. Akhirnya di babak ketiga, klimaks film yang dramatis mampu membayar semuanya.

Kisah yang dramatis tersebut juga tidak lepas dari aspek teknis khususnya sinematografi yang amat memukau. Walau tidak dipungkiri rekayasa digital pasti berperan banyak namun sudut serta pergerakan kamera seringkali memberikan banyak kejutan visual khususnya di sekuen klimaks. Satu lagi yang menonjol adalah ilustrasi musik dari komposer tetap Zemeckis, Alan Silvestri, yang semakin menambah nuansa puitik filmnya. Iringan musik dalam segmen klimaks secara elegan mampu mengiringi Petit menari-nari di atas puncak menara kembar. Tidak bisa kita hiraukan pula penampilan para kastingnya, Levitt, aktor senior Ben Kingsley, dan Le Bon. Levitt bisa menampilkan sosok Petit yang berada di ambang batas kewarasannya dengan sangat baik.

Baca Juga  Jeepers Creepers: Reborn

The Walk adalah sebuah drama biografi bak dongeng didukung plot renyah, sinematografi, musik, dan akting menawan. Film ini memang bukan mahakarya seperti arahan Zemeckis di masa lalu namun membuktikan jika sang sineas masih dalam performa terbaiknya. Di akhir film, sineas menahan shot-nya cukup lama, tidak ada cara yang lebih baik untuk mengenang menara kembar WTC dengan cara yang elegan seperti ini.

MOVIE TRAILER

PENILAIAN KAMI
Total
80 %
Artikel SebelumnyaThe Martian
Artikel BerikutnyaSicario
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.