Kombinasi genre sci-fi remaja memang bukan satu hal yang baru, namun satu rilisan Amazon Prime ini menawarkan sesuatu yang unik. Totally Killer adalah film scifi slasher yang digarap oleh Nahnatchka Khan dengan diproduseri spesialis horor, Jason Blum di bawah payung Blumhouse Production. Film ini dibintangi Kiernan Shipka, Olivia Holt, Julie Bowen, Liana Liberato, dan Randall Park. Film ini dirilis pada tanggal 6 Oktober lalu. Akankan kombinasi genrenya mampu menawarkan sesuatu yang segar bagi genre bertema remaja?

Hubungan Jamie (Shipka) dan ibunya Pam (Bowen) kurang harmonis akibat trauma 35 tahun lalu ketika tiga sahabat ibunya dibantai oleh pembunuh bertopeng di kota kecil yang sama. Kini, sang pembunuh mengincar Pam dan berhasil membunuhnya. Media berspekulasi dengan adanya relasi pembunuhan ini dengan kasus di masa silam. Entah mengapa, si tukang jagal pun, kini mengincar Jamie. Dalam satu pergulatan seru, Jamie pun terlontar ke 35 tahun lalu melalui mesin waktu yang dibuat sobatnya, Amelia, untuk tugas sekolah. Jamie pun terjebak sesaat sebelum pembunuhan berantai terjadi dan ia pun harus mencegahnya segalanya sebelum sang pembunuh beraksi.

Sebuah premis yang amat menarik dan menjanjikan. Film ini bak kombinasi antara Back to the Future dan Scream dengan tone Happy Death Day. Sayangnya, film ini tidak memiliki atmosfir ketegangan yang diharapkan melalui plot kisah yang main-main dan tanggung. Kisahnya jelas terlalu memaksa serta tak banyak argumen kuat tentang banyak hal. Mesin waktu bisa begitu saja dibuat oleh Amelia untuk pameran sekolah dengan hanya berbekal catatan ibunya? Oke, tentu ini bukan masalah besar, kita tahu kisahnya bakal mengarah ke mana. Namun anehnya, sosok Jamie yang terlempar ke masa lalu pun tidak lantas terlihat canggung dengan situasinya, seolah ini adalah sesuatu yang sangat wajar. Yah memang, untuk tontonan serius ini bukan porsi penonton seperti tiga film rujukan di atas.

Baca Juga  Blood & Gold

Melalui eksplorasi genre yang unik, sci-fi, slasher, misteri, dan remaja, Totally Killer membuang kesempatan premisnya dengan hanya bekerja sebagai hiburan semata. Sesungguhnya banyak potensi yang bisa diolah lebih jauh yang bisa dimanfaatkan kisahnya. Hubungan Jamie dan ibunya yang seumur, lalu hubungan Jamie dengan ibu sahabatnya, Lauren (ibu Amelia), semuanya terasa kurang menggigit. Sebagai film horor dan misteri pun, Totally Killer tidak meninggalkan sayatan berarti. Tercatat satu-satunya penampilan bagus adalah protagonis utamanya, yakni olah akting Kiernan Shipka dengan segudang pengalamannya di seri televisi. Sebagai tontonan fans sci-fi dan horor, Totally Killer cukup menghibur sebagai tontonan streaming. Tidak lebih.

1
2
PENILAIAN KAMI
Overall
60 %
Artikel SebelumnyaSound of Freedom
Artikel BerikutnyaThe Burial
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses