Night Shayamalan kembali dengan film terbarunya, Trap, setelah belum lama lalu sang putri merilis film debutnya. Seperti sebelumnya, sang sineas juga menulis naskah, memproduseri, bahkan bermain sekilas dalam filmnya. Trap dibintangi oleh aktor kawakan Josh Hartnett, serta Ariel Donoghue, Hayley Mills, Alison Pill, serta putri sang sineas, Saleka Night Shyamalan. Nama sang sineas memang sedikit meredup sejak karya-karya terbaiknya di sekitar awal milenium, apakah Trap mampu mengembalikan nama besar sang sineas?
Cooper (Harnett) bersama putrinya Riley (Donoghue) datang ke konser musik seorang bintang pop tenar, Lady Raven (Saleka). Di tengah ribuan orang yang hadir, ratusan polisi dan pihak FBI mengepung lokasi konser tanpa ada orang yang bisa masuk dan keluar. Rupanya FBI mereka mengincar seorang pembunuh sadis yang diduga berada di sana untuk menyaksikan konser. Siapa menduga, sang ayah rupanya adalah buron yang dicari polisi. Cooper pun berusaha keras mencari cara untuk bisa keluar dari lokasi tersebut tanpa putrinya menaruh curiga.
Shyamalan kita tahu seringkali memproduksi thriller sejenis, sebut saja Signs (sci-fi) serta The Visit (horor). Namun Trap berbeda dari semua film yang pernah ia produksi dengan memadukan sisi kriminal dan setting kolosal beserta ribuan orang di dalamnya. Sejak detik awal, kisahnya mengalir nonstop dengan sisi ketegangan yang solid. Terhitung jarang, sebuah thriller mengambil tokoh dari sudut pandang sang kriminal sendiri. Momen demi momen berjalan penuh dengan kejutan hingga akhir, yang sudah menjadi stempel sang sineas yang seorang master twist. Rupanya, Shyamalan masih memiliki mojo-nya dan terhitung ini adalah karyanya yang paling intens dari sisi ketegangan. Sejak awal hingga akhir, penonton akan terhisap masuk dalam plotnya, seolah kita berada di sebuah konser musik sungguhan.
Satu penampilan yang memikat tentu adalah sang aktor, Josh Hartnett. Nama sang aktor sejak bermain dalam film kolosal, Pearl Harbour (2001) sepertinya bakal melejit, namun karirnya naik turun hanya melalui beberapa film yang mencuri perhatian, termasuk tampil meyakinkan dalam Oppenheimer (2023). Dalam Trap, sang aktor adalah bintang solonya yang tampil kontras sebagai pembunuh brutal yang cerdik dan dingin, sekaligus sebagai seorang ayah. Satu yang justru menjadi titik lemah adalah putri sang sineas sendiri, Saleka, yang bermain sebagai diva muda. Perannya sesungguhnya sangat strategis dan penting, dan sangat disayangkan tidak dimainkan oleh seorang aktris yang lebih berpengalaman. Terlihat sekali sang aktris dipaksakan bermain dalam film ini dengan penampilan medioker, sekali pun ia sudah berusaha sekeras mungkin.
Bukan terbaik di genrenya, Trap adalah thriller nonstop menegangkan dengan setting cerita menawan dan salah satu karya sang sineas yang paling menghibur. Di luar genre dan faktor twist-nya, Trap juga masih menampilkan gaya estetiknya dengan shot-shot melalui angle yang unik serta muncul sebagai cameo. Karya terbaik sang sineas memang sudah lewat beberapa dekade lalu. Setidaknya, kini sang sineas tidak lagi bermain dengan cerita mitos dan fantasi yang absurd. Saya masih sabar menanti karya-karya terbaik sang sineas setelah ini.
Baru ini saya nonton film dan kecewa karena plot twisnya yang tdk ngena apa2… Apa gunanya peran peran spencer, disana? Apa yg membuat seorang Lady Reven rela ambil resiko untuk menyelamatkannya? apa juga yang menjadi motivasi bagi sosok monster melakukan semua kejahatan itu? Bahkan aku tidak jelas peran bayang2 ibu dari tokoh utama disini itu tuh untuk apa? Sangat minim relasi, keterkaitannya seakan dipaksakan..saya tdk paham..
Bagaimana bisa, saya yg hobi film sampai mnjadi fans film (khususnya genre misteri) bisa sekecewa ini? Apalagi ini dipegang sineas sekelas Night ‘Semalaman’ ,.. ?Apakah hanya saya saja yg hari ini kurang fokus menonton?