Tron: Legacy (2010)
125 min|Action, Adventure, Sci-Fi|17 Dec 2010
6.8Rating: 6.8 / 10 from 361,025 usersMetascore: 49
The son of a virtual world designer goes looking for his father and ends up inside the digital world that his father designed. He meets his father's corrupted creation and a unique ally who was born inside the digital world.

Kevin Flynn (Bridges) adalah seorang ahli komputer ENCOM yang menemukan sebuah teknologi digital mutakhir yang konon mampu merubah kehidupan manusia. Suatu ketika Kevin menghilang tanpa bekas meninggalkan keluarga dan perusahaannya. Dua puluh tahun kemudian, Sam Flynn (Hedlund), putra dari Kevin mendapat petunjuk tentang ayahnya di sebuah tempat permainan lama milik ayahnya. Kevin lalu menemukan ruang rahasia ayahnya dan secara tak sengaja berpindah ke dunia maya, The Grid, yang diciptakan ayahnya. Belum lepas dari kebingungannya, Kevin terlibat dalam sebuah permainan berbahaya yang mengharuskannya berjuang untuk hidup.

Tron: Legacy merupakan sekuel dari film pertamanya, Tron (1982) dan karakter Kevin Flynn pun masih diperankan sama pula oleh Jeff Bridges. Tidak mengherankan jika penonton yang langsung melihat film ini agak bingung dengan kisahnya. Tampak jelas latar belakang cerita ada pada film pertamanya. Lho Tron-nya mana sih? Ini komentar-komentar yang muncul sewaktu menonton. Karakter Tron yang menjadi judul filmnya, hampir tidak pernah muncul dalam filmnya. Inti kisah filmnya sebenarnya sederhana hanya sepertinya istilah-istilah teknis yang sering digunakan dalam film ini membuat kebanyakan penonton bingung. Mengapa bingung, cerita memang bukan keunggulan filmnya namun adalah pencapaian visualnya.

Baca Juga  The Guardian of the Galaxy Holiday Special

Pencapaian tata artistik dan efek visual film ini sungguh-sungguh memesona mata penonton. Setting futuristik plus kostum unik yang demikian gemerlap membuat film ini layak meraih nominasi Oscar untuk tata artistik serta kostum terbaik. Pencapaian efek visualnya (CGI) malah jauh lebih baik dan nyaris belum pernah melihat pencapaian sebaik ini. Coba simak, sekuen duel motor yang begitu seru disajikan sangat-sangat mengagumkan dijamin keindahannya bakal mampu menyilaukan mata kita. Wajah Jeff Brigdes muda (CLU) melalui rekayasa digital juga mampu ditampilkan dengan sangat-sangat meyakinkan. Sangat pantas jika film ini meraih Oscar untuk efek visual terbaik.

Tron: Legacy menawarkan keindahan visual luar biasa hingga mampu menenggelamkan kelemahan kisahnya. Bridges termasuk para pemain mudanya seperti Hedlund (Sam) dan Wilde (Quorra) bermain cukup baik. Satu lagi kekuatan filmnya juga ada pada iringan musik “techno” enerjik yang begitu pas dengan mood filmnya yang dibawakan duo Daft Pank. Diluar dugaan film ini banyak memberi kejutan. Nikmati saja keindahan visualnya tanpa perlu banyak berpikir.

PENILAIAN KAMI
Overall
80 %
Artikel SebelumnyaBuried
Artikel BerikutnyaThe Tourist
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.