Kevin Flynn (Bridges) adalah seorang ahli komputer ENCOM yang menemukan sebuah teknologi digital mutakhir yang konon mampu merubah kehidupan manusia. Suatu ketika Kevin menghilang tanpa bekas meninggalkan keluarga dan perusahaannya. Dua puluh tahun kemudian, Sam Flynn (Hedlund), putra dari Kevin mendapat petunjuk tentang ayahnya di sebuah tempat permainan lama milik ayahnya. Kevin lalu menemukan ruang rahasia ayahnya dan secara tak sengaja berpindah ke dunia maya, The Grid, yang diciptakan ayahnya. Belum lepas dari kebingungannya, Kevin terlibat dalam sebuah permainan berbahaya yang mengharuskannya berjuang untuk hidup.
Tron: Legacy merupakan sekuel dari film pertamanya, Tron (1982) dan karakter Kevin Flynn pun masih diperankan sama pula oleh Jeff Bridges. Tidak mengherankan jika penonton yang langsung melihat film ini agak bingung dengan kisahnya. Tampak jelas latar belakang cerita ada pada film pertamanya. Lho Tron-nya mana sih? Ini komentar-komentar yang muncul sewaktu menonton. Karakter Tron yang menjadi judul filmnya, hampir tidak pernah muncul dalam filmnya. Inti kisah filmnya sebenarnya sederhana hanya sepertinya istilah-istilah teknis yang sering digunakan dalam film ini membuat kebanyakan penonton bingung. Mengapa bingung, cerita memang bukan keunggulan filmnya namun adalah pencapaian visualnya.
Pencapaian tata artistik dan efek visual film ini sungguh-sungguh memesona mata penonton. Setting futuristik plus kostum unik yang demikian gemerlap membuat film ini layak meraih nominasi Oscar untuk tata artistik serta kostum terbaik. Pencapaian efek visualnya (CGI) malah jauh lebih baik dan nyaris belum pernah melihat pencapaian sebaik ini. Coba simak, sekuen duel motor yang begitu seru disajikan sangat-sangat mengagumkan dijamin keindahannya bakal mampu menyilaukan mata kita. Wajah Jeff Brigdes muda (CLU) melalui rekayasa digital juga mampu ditampilkan dengan sangat-sangat meyakinkan. Sangat pantas jika film ini meraih Oscar untuk efek visual terbaik.
Tron: Legacy menawarkan keindahan visual luar biasa hingga mampu menenggelamkan kelemahan kisahnya. Bridges termasuk para pemain mudanya seperti Hedlund (Sam) dan Wilde (Quorra) bermain cukup baik. Satu lagi kekuatan filmnya juga ada pada iringan musik “techno” enerjik yang begitu pas dengan mood filmnya yang dibawakan duo Daft Pank. Diluar dugaan film ini banyak memberi kejutan. Nikmati saja keindahan visualnya tanpa perlu banyak berpikir.