21 Bridges adalah film aksi-thriller yang diproduseri sineas kawakan, Russo Bersaudara yang belum lama sukses dengan dua film Avengers terakhir. Dengan bujet USD 33 juta film ini diarahkan oleh sutradara televisi seri Brian Kirk dengan bintang yang tengah naik daun, Chadwick Boseman. Film ini juga didukung beberapa aktor ternama, seperti Sienna Miller, J.K. Simmons, dan Taylor Kitsch. Dengan berbekal nama besar duo produser dan aktor bintang utamanya, mampukah film ini berbicara banyak?
Dua kriminal yang juga mantan militer suatu ketika merampok stok heroin dari sebuah gudang sindikat obat terlarang. Tanpa diduga, mereka terkepung oleh satuan polisi dan membunuh semua polisi yang menghalangi mereka. Jadilah mereka buruan polisi satu kota. Detektif Andre (Boseman) memimpin jalannya perburuan dua buron tersebut. Dalam perkembangan, Andre akhirnya mengetahui keterlibatan komplotan polisi dalam kasus ini yang buktinya ada pada dua buron tersebut. Andre harus menangkap keduanya hidup-hidup sebelum para polisi menghabisi mereka.
Kisah perampok bersenjata, sindikat obat terlarang, polisi korup, polisi jagoan dengan aksi kejar-mengejar plus baku tembak memang bukan hal baru dalam genrenya. Namun, bagaimana film ini dikemas adalah yang menjadi pembeda. Plot filmnya, sejak babak kedua hingga klimaks nyaris tanpa jeda. Kisahnya bergulir cepat mengikuti dua buron dan Andre yang memburu mereka. Ketegangan demi ketegangan dengan sisipan kejutan, tersaji nonstop. Sungguh luar biasa, sang sineas mampu menjaga ketegangan sejak awal hingga akhir. Plotnya memang boleh jadi tak lagi segar, namun proses jalannya alur cerita mampu membuat penonton masuk ikut terlibat langsung dalam perburuan ini. Tak terasa, film ini sudah berakhir.
Film ini memang banyak mengingatkan pada Die Hard 3 yang nyaris sama kualitasnya. Seperti halnya film tersebut, aksi-aksinya juga tanpa henti dengan berpindah tempat dari satu lokasi ke lokasi lain dengan cepat dengan banyak berlari (on foot). Twist plot-nya di tengah kisahnya juga menjadi titik balik yang membuat kisahnya menarik. Lalu, satu lagi yang mengejutkan adalah ilustrasi musik. Saya merasakan score-nya rada mirip seri Die Hard sehingga membuat nuansa seri ini terasa kental sepanjang filmnya. Seolah saya menonton seri Die Hard ketika menonton film ini dari semua aspeknya, minus John McClane tentunya. Setelah sekian lama, fans Die Hard dijamin bakal sangat puas menikmati film ini.
Layaknya seri Die Hard, 21 Bridges adalah film aksi thriller kriminal dengan plot tanpa henti yang menegangkan sepanjang film, plus penampilan bagus dari para pemainnya. Saya heran, di kota saya, film sebagus ini hanya diputar reguler di satu teater saja. Saya menyesal melewatkan pemutaran midnite film ini minggu lalu. Untuk para fans film aksi, jangan sampai melewatkan film ini sebelum turun tayang di bioskop. Satu hal yang saya pertanyakan adalah judul filmnya. Tak ada unsur jembatan dalam plotnya. Bayangan saya sebelum menonton film ini adalah segmen aksi dari jembatan ke jembatan. Untungnya, saya salah.