Underworld: Blood Wars (2016)

91 min|Action, Fantasy, Thriller|06 Jan 2017
5.7Rating: 5.7 / 10 from 81,818 usersMetascore: 23
Vampire death dealer Selene (Kate Beckinsale) fights to end the eternal war between the Lycan clan and the Vampire faction that betrayed her.

Setelah empat filmnya dan terakhir adalah Underworld: Awakening (2012) sungguh mengejutkan film kelima ini diproduksi mengingat sukses komersil tak seberapa dan seri ini sejak awal juga jauh dari pujian kritikus. Fans sejati seri ini bisa jadi masih banyak diluar sana dan Selene pun dipaksa beraksi kembali. Dengan masih dibintangi Kate Beckinsale, sekuel kali ini digarap oleh sineas perempuan, Anna Foerster yang sekaligus merupakan debutnya sebagai sutradara.

Kisahnya menggambarkan Selene yang kini diburu oleh kaum Lycan yang dipimpin Marius. Ia mencari putri Selene yang dianggap memiliki darah istimewa yang bisa menjadi kunci kemenangan perang abadi mereka. Sementara kaum Vampir juga menginginkan Selene karena ia telah membunuh para tetua mereka. Kaum Vampir yang sudah terpojok akhirnya meminta bantuan Selene untuk melawan Lycan namun ia justru diperdaya dan dimanfaatkan oleh salah satu tetua.

Tak ada komentar banyak tentang kisahnya karena semuanya adalah nihil. Sekuelnya kali ini menghilangkan kontinuiti dengan kisah sebelumnya dimana Selene sebenarnya telah berubah menjadi sosok dewi “vampir” tanpa tanding. Lantas mau apa lagi? Sosok sang putri, Eve dan sang kekasih, Michael tak ada dalam plotnya sekalipun mereka disinggung bahkan Eve menjadi motif cerita. Dalam perkembangan semua kisahnya berubah total dan mendadak semuanya berubah ke arah yang berbeda, tak ada lagi motif Eve, cerita berjalan tanpa arah dan logika yang jelas. Satu karakter berkata A namun dalam perkembangan bisa berkata B. Semua kisahnya memaksakan adegan aksi untuk muncul tanpa argumen yang memadai. Semua adalah nol besar dan tak ada yang peduli dengan semuanya.

Baca Juga  The Accountant

Underworld: Blood Wars melindas semua kontinuiti cerita seri sebelumnya dengan tidak menawarkan sesuatu hal yang baru dan sekuel ini layaknya peti mati yang seharusnya dibiarkan saja terkubur dalam tanah ratusan tahun. Kate Beckinsale masih menyisakan sedikit pesona bermain sebagai Selene yang dingin namun Kate terlihat sudah tampak lelah dan memaksa karena perannya memang sebenarnya sudah habis sejak sekuel pertama. Kabarnya film keenamnya akan diproduksi dan dengan pencapaian film ini rasanya aneh masih ada yang mau menggali franchise yang sudah teramat melelahkan ini.

WATCH TRAILER

PENILAIAN KAMI
Overall
10 %
Artikel SebelumnyaHeadshot: Siap Rilis 8 Desember
Artikel BerikutnyaCinta Laki-Laki Biasa
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.