Wonder (2017)

113 min|Drama, Family|17 Nov 2017
7.9Rating: 7.9 / 10 from 185,576 usersMetascore: 66
Based on the New York Times bestseller, this movie tells the incredibly inspiring and heartwarming story of August Pullman, a boy with facial differences who enters the fifth grade, attending a mainstream elementary school for the…

Wonder adalah film drama keluarga yang diadaptasi dari novel laris berjudul sama karya R.J. Palacio. Film ini diarahkan oleh Stephen Chobosky dengan mengkasting beberapa bintang besar, yakni Julia Roberts, Owen Wilson, dan Jacob Tremblay. Apa jadinya jika film drama keluarga bersaing dengan film superhero besar macam Justice League? Tentu tidak bisa bersaing secara komersial, namun secara kritik film ini jelas sulit dilawan terlebih untuk genrenya. Film ini memiliki sesuatu yang tidak dimiliki banyak film drama keluarga sejenis.

Auggie adalah bocah laki-laki kelas lima SD yang memiliki kelainan pada wajahnya. Sang ibu akhirnya memutuskan untuk menyekolahkan Auggie, agar ia bisa bergaul secara normal dengan rekan-rekan sebayanya. Sang ayah awalnya menolak karena putranya kelak bakal jadi bahan olok-olok satu sekolah. Dengan segala rintangan dan masalah dengan dukungan keluarganya, lambat laun Auggie akhirnya bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya.

Sejak awal film berkisah, tampak seolah filmnya bakal menjadi film drama keluarga lazimnya, yang hanya berkisah perjuangan Auggie dan keluarganya semata. Nyatanya saya salah. Film ini bahkan tidak memiliki struktur tiga babak yang tegas, bahkan seolah film ini telah melampaui titik balik kedua. Masa-masa suram keluarga Auggie dan perjuangan sebelum kisah film ini yang menjadi titik terendah plotnya telah terlewati. Babak baru dimulai ketika Auggie berhadapan dengan lingkungan barunya. Tak ada masalah berarti sepanjang plotnya. Semua berjalan ringan tanpa konflik besar, bahkan nyaris datar, layaknya keseharian kehidupan itu sendiri. Hal yang amat menarik adalah bagaimana orang-orang dekat di sekitar Auggie, baik di rumah maupun sekolah, secara mental dan psikis terpengaruh olehnya. Kisah film ini tidak terfokus pada Auggie semata, namun orang-orang di sekitarnya yang dituturkan melalui pembabakan yang menarik di separuh awal film. Sang kakak, sahabat sang kakak, hingga teman kelasnya. Hal ini yang membuat film ini begitu luar biasa nyaman untuk dinikmati alurnya.

Baca Juga  The Avengers

Pencapaian tersebut tentu tidak bisa dicapai tanpa dukungan penampilan para kastingnya yang sangat mengesankan. Jacob Tremblay yang memang selalu tampil baik setelah Room, tampil sangat memukau sebagai Auggie walau bermain tanpa wajah aslinya. Roberts dan Wilson jelas bermain baik, namun adalah bintang-bintang mudanya yang bermain sangat brilian, yakni Izabela Vidovic bermain sebagai sang kakak, Olivia, serta rekan kelasnya, Noah Jupe yang bermain luar biasa istimewa sebagai Jack Will. Nyaris tak ada satu pun kastingnya yang cacat.

Wonder adalah sebuah studi karakter yang amat menawan dengan dikemas unik dan dukungan penuh kasting briliannya; hangat, menyentuh, menginspirasi, serta sarat dengan nilai persahabatan dan keluarga. Film ini dengan kesederhanaannya mampu memberikan sebuah tontonan drama keluarga yang sempurna menutup tahun ini. Film ini mengajarkan satu poin penting jika setiap manusia pasti memiliki kelemahan dan kelebihan, kadang hidup bukan semata tentang kita, namun tentang orang di sekitar yang selalu mendukung kita.
WATCH TRAILER

PENILAIAN KAMI
Overall
80 %
Artikel SebelumnyaMata Batin
Artikel BerikutnyaStar Wars: The Last Jedi
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.