Sebuah kapal berisikan tawanan nampak membelah lautan pada masa Perang Dunia Kedua. Di dalam kapal tersebut nampak prajurit Jepang yang bersiap mendapat hukuman dari atasannya. Namun kemudian terjadi serangan. Awak kapal beserta prajurit yang bernama Saito (Dean Fujioka) pun terlempar ke lautan. Adegan yang impresif ini membuka film Orang Ikan yang bakal tayang di bioskop pada 11 Juli mendatang.
Ketika Saito membuka mata, ia sudah terdampar di sebuah pantai yang sunyi dan hutan belantara yang lebat. Ia melihat beberapa prajurit yang tewas. Kondisinya sendiri cukup buruk. Ia dirantai bersama seorang tawanan dari Inggris yang kemudian diketahui bernama Bronson (Callum Woodhouse).
Keduanya sempat baku hantam hingga kemudian muncul makhluk misterius dari air yang buas dan berbahaya. Karena berhadapan dengan alam liar dan makhluk misterius, keduanya pun memutuskan berkubu dan mulai percaya diri dapat bertahan. Hingga kemudian si makhluk yang disebut Orang Ikan itu menunjukkan kekuatan sesungguhnya.
Setelah visual dengan kapal dan footage Perang Dunia Kedua yang tampil impresif dan bisa menjadi adegan pembuka film perang, penonton malah digiring ke genre yang menjadi jualan film ini sesungguhnya. Yakni, horor survival, bertahan dari alam liar dan makhluk misterius yang sungguh kuat.
Atmosfer yang sepi dan misterius tergambar dari pulau yang seperti tak berpenghuni dengan hutan belantara yang sulit ditembus dan gua yang nampak alami. Suasana yang sepi ini menguatkan nuansa alam liar dan menonjolkan suara alam seperti hembusan angin, gemricik air, dan goyangan pepohonan, serta suara yang menunjukkan keberadaan orang ikan
Tak banyak dialog, baik antara Saito dan Bronson karena perbedaan bahasa atau perbedaan karakter, maupun dengan karakter lainnya. Alhasil penonton bisa lebih fokus memperhatikan gerak-gerik dan mimik keduanya, serta menyerap atmosfer ketidaknyamanan yang hadir lewat visual yang minim cahaya, tempat yang seakan terisolir, dan palet warna yang suram.
Ketegangan dalam film berdurasi kurang dari 90 menit ini begitu intens. Apalagi, di paruh kedua. Dua tokoh nampak begitu cemas dan tegang terkejar oleh orang ikan. Ketegangan ini juga tercipta oleh skoring yang mencekam dari Akihiko Matsumoto dan adegan jump scare yang lazim dipakai di film horor.
Adegan pertarungan antara Saito dan Bronson, kemudian melawan si makhluk terasa brutal. Beberapa adegan yang memperlihatkan kebuasan si makhluk mungkin nampak sadis meski wajar bagi makhluk yang seperti hewan liar sehingga film ini memang dikhususkan untuk penonton 17 tahun ke atas.
Dari segi cerita, Orang Ikan ini biasa saja karena ada begitu banyak film horor survival yang menggambarkan kemampuan bertahan dari makhluk buas yang tak dikenal. Tak banyak yang diketahui dari asal-usul si orang ikan ini. Apakah ia makhluk natural ibarat penjaga pulau tersebut ataukah makhluk hasil mutasi. Unsur mitologi yang dikaitkan dengan makhluk ini juga kurang kuat. Namun, film yang naskahnya ditulis dan disutradarai oleh Mike Wiluan ini juga memiliki keistimewaan dari segi visual, artistik, serta kostum sehingga perasaan ingin segera lolos dari jangkauan Orang Ikan tersebut juga dirasakan oleh penonton.
Dari segi sinematografi, pengambilan gambar oleh Asep Kalila dilakukan secara dinamis dengan berbagai sudut kamera, sehingga berhasil menampilkan keindahan dan kemisteriusan pulau yang terisolasi, sekaligus menangkap adegan pengejaran dan pertarungan yang intens. Adegan yang menunjukkan Orang Ikan berdiri di atas tebing seperti di tengah-tengah pulau itu ibarat mengukuhkan posisinya sebagai ‘penguasa’ di pulau tersebut. Visual apik ini juga didukung oleh visual effect dari Fajrul Fadillah.
Desain kostum yang melibatkan Allan B. Holt menampilkan sosok makhluk ikan agak berbeda dengan sosok manusia ikan di The Shape of Water dan Hellboy. Malah desain sosok orang ikan lebih mirip dengan sosok manusia amfibi dari film Creature from the Black Lagoon. Tampilan orang ikannya tinggi, berotot, bersisik kasar, berduri, dan bergigi tajam dengan warna hijau kelabu. Ia nampak buas dan mengancam.
Dari segi akting, kedua tokoh utama, Dean Fujioka dan Callum Woodhouse berhasil menampilkan sosok yang memiliki latar belakang dan karakter berbeda. Rasa takut yang tergambar di mimik keduanya ikut menular ke penonton. Oh iya, sosok di balik kostum orang ikan, Alan Maxson, juga patut diapresiasi karena tentunya tak mudah menggunakan dan berakting dengan kostum tersebut, apalagi medannya berbahaya.
Seusai menyaksikan film kolaborasi beberapa negara serta diproduksi oleh Infinite Studio, Gorylah Pictures, dan Zhao Wei Films ini penulis membawa pulang perasaan yang kompleks. Sebenarnya siapa ya monster sesungguhnya dalam film ini ? Siapa sebenarnya yang menyerang dan bertahan di film Orang Ikan ini? Setelah mengampu sebagai produser di Buffalo Boys, Mike Wiluan naik kelas dengan Orang Ikan yang tampil lebih impresif dari segi visual dan artistik. Penonton diberikan suguhan teror yang intens.