Storks (2016)

87 min|Animation, Adventure, Comedy|23 Sep 2016
6.8Rating: 6.8 / 10 from 69,056 usersMetascore: 56
Storks have moved on from delivering babies to packages. But when an order for a baby appears, the best delivery stork must scramble to fix the error by delivering the baby.

Sejauh ini studio animasi lain masih sulit bersaing sekaligus secara kualitas dan komersil dengan film-film produksi Pixar/Disney serta Dreamworks. Divisi animasi Warner Bros., Warner Animation Grup (WAG) mulai mengancam dominasi tersebut melalui debutnya The Lego Movie pada tahun 2014 lalu. Dengan kembali berbujet medium kini WAG mencoba kembali peruntungan mereka melalui Storks dan sepertinya mereka bisa mengulangi sukses yang sama.

Alkisah pada masanya burung-burung Bangau selalu membawa kebahagian dengan mengirimkan bayi-bayi manusia ke semua keluarga di mana pun yang membutuhkan. Burung-burung tersebut bernaung di sebuah perusahaan bernama Cornerstone yang kini beralih menjadi perusahaan pengiriman barang. Sementara sang bos, Hunter, memerintahkan karyawan terbaiknya, Junior, untuk memecat Tulip. Tulip adalah satu-satunya bayi manusia terakhir yang dibesarkan di Cornerstone yang kini telah beranjak remaja. Tanpa sengaja Tulip menghidupkan kembali mesin pembuat bayi ketika ia memasukkan surat permintaan dari sebuah keluarga. Junior dan Tulip lalu terlibat dalam sebuah petualangan seru untuk mengantar sang bayi ke keluarga barunya.

Kisahnya unik dan bisa jadi agak kompleks untuk anak-anak namun Storks adalah tontonan yang amat menghibur dengan kombinasi unsur komedi serta drama keluarga. Kisahnya baru benar-benar berjalan ketika Junior dan Tulip berpetualang mengantarkan sang bayi. Unsur komedi disisipi hampir dalam tiap adegannya dan beberapa diantaranya pencapaiannya sungguh diluar dugaan. Beberapa humornya bisa jadi adalah yang terbaik yang pernah ada, dijamin bakal membuat penonton terpingkal-pingkal, seperti segmen di sarang serigala dan segmen perkelahian dengan para penguin. Di penghujung kisah, Storks mampu menyajikan sebuah momen menyentuh yang biasanya hanya terdapat di film-film produksi Pixar.

Baca Juga  Longlegs

Storks adalah film animasi yang amat menghibur untuk keluarga dengan unsur komedi dan beberapa momen menyentuh dengan pesan keluarga yang kuat. Storks menawarkan sebuah nilai-nilai keluarga dan ketulusan yang bisa jadi telah luntur pada era modern kini. Dengan gaya kemasannya yang berbeda, WAG sepertinya bakal menjadi pesaing kuat bagi Pixar/Disney dan Dreamworks di masa datang. WAG juga mengikuti tren film-film Disney dengan mengawali satu film pendek di pembukaan. Film pendek The Masters dengan karakter Lego yang menjadi andalannya dan dikemas amat menarik. Jangan sampai telat masuk ke ruang bioskop.

WATCH TRAILER

PENILAIAN KAMI
Overall
80 %
Artikel SebelumnyaJangkrik Boss Resmi Film Terlaris di Indonesia
Artikel BerikutnyaUpdate Thor: Ragnarok
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.