Peach Girl (2017)

116 min|Comedy, Romance|20 May 2017
5.9Rating: 5.9 / 10 from 674 usersMetascore: N/A
While everyone thinks that Momo is a wild party girl, the reality is that she's shy and lonely. Can Momo confess her love to her classmate, Toji, or will her friend Sae steal him away? A bittersweet drama of growing up and fitting…

Peach Girl adalah film drama komedi remaja yang diadaptasi dari serial manga, Peach Girl karya Miwa Ueda. Film ini disutradarai oleh Koji Shintoku dan diperankan oleh Mizuki Yamamoto, Kei Inoo, Mackenyu, Mei Nagano, Yuika Motokariya, Kensei Mikami, dan Takeshi Masu.

Momo Adachi (Mizuki Yamamoto) adalah seorang siswa SMA. Dia tampak seperti gadis liar karena kulitnya yang cokelat dan rambutnya yang dicat, namun sebenarnya dia adalah gadis yang naif dan manis. Sejak awal masuk sekolah, Momo diam-diam menyimpan perasaan pada teman sekelasya, Toji (Mackenyu). Sementara itu, siswa paling populer di sekolah, Kairi Okayasu (Kei Inoo), juga tertarik pada Momo. Namun teman dekat Momo, Sae (Mei Nagano) cemburu padanya dan dengan cara licik mencoba untuk mengganggu hubungan Toji dan Momo. Lalu dimulailah petualangan Momo mencari cinta sejatinya.

Bercerita tentang kepercayaan, penghianatan, benci, dan cinta adalah konflik yang umum terjadi di kehidupan sekolah maupun keluarga. Lalu bagaimana sang tokoh bertahan dengan banyak masalah yang menimpanya. Namun, hal ini malah membuat filmnya kurang terarah. Pada seperempat durasi film, konflik yang terjadi telah memuncak tapi langsung diselesaikan dengan mudahnya. Konfliknya beragam dan terlalu banyak tokoh di sana sehingga tampak terlalu berlebihan. Tiap konflik sangat dipaksakan dan penyelesaiannya pun sepele. Bahkan hingga plot twist-nya pun tak sulit ditebak. Memang bukan perkara mudah, mengadaptasi sebuah serial ke dalam satu film.

Baca Juga  The Concierge

Momen pertengahan film sudah enak untuk dinikmati. Saat Momo dan Kairi mulai menjalin hubungan yang dikemas dengan montage yang manis. Tapi tetap saja ada beberapa adegan yang tidak masuk akal dan terasa janggal. Khususnya saat ending yang mestinya menjadi momen manis malah terlihat konyol. Ada satu pengadeganan saat klimaks yang janggal, momen ketika Kairi sedang mencari benda pemberian Momo yang dibuang ke pantai kemudian shot berganti ke adegan Momo yang berlari untuk menemui Kairi di pantai. Diperlihatkan Kairi yang tidak bisa berenang mulai terseret ombak, namun pada saat Momo sampai disana, Kairi sudah terbaring beberapa meter jauhnya dari tepi pantai dengan kondisi basah dan tidak sadarkan diri. Siapa yang menolong Kairi yang terseret ombak? Karena pantainya kosong tidak ada pengunjung lain. Oke, ini memang film komedi namun humornya tidak berada di tempat yang tepat. Dan ini merusak mood filmnya.

Akting pemainnya cukup bagus, terutama kedua pemain utamanya. Chemistry antara keduanya bisa ditangkap dengan mudah oleh penonton, apalagi sikap manis Kairi Okayasu (Kei Inoo) dalam usahanya mendekati tokoh Momo. Interaksi Mizuki Yamamoto dan Mackenyu juga terjalin dengan baik. Bagaimana keduanya terlihat sangat canggung satu sama lain saat menjalin kasih untuk pertama kalinya. Mei Nagano pun unjuk kebolehannya dalam membawakan karakter licik dan menyebalkan dengan wajah innocent-nya.

Peach Girl tak lebih dari drama picisan remaja yang cukup menghibur dengan humornya. Kurang dalamnya penggalian cerita membuat film ini hanya berlalu tanpa emosi yang membekas. Menggabungkan persoalan cinta segitiga, persahabatan, dan masalah keluarga membuat film ini sangat padat akan konflik layaknya serial drama televisi.
WATCH TRAILER

PENILAIAN KAMI
Overall
30 %
Artikel SebelumnyaKeluarga Tak Kasat Mata
Artikel BerikutnyaThe Secret “Nagita Slavina” Rilis Tahun Depan
Luluk Ulhasanah atau lebih akrab dipanggil EL, lahir di Temanggung 6 September 1996. Sejak kecil hobi menonton film dan menulis. Minatnya pada film membuat ia bergabung dengan Komunitas Film Montase sejak tahun 2016 dan mulai beberapa kali terlibat produksi film pendek, dan aktif menulis review film, khususnya rubrik film Asia. Pada bulan Desember 2017, ia menjadi juri mahasiswa dalam ajang festival film internasional, Jogja Asian Film Festival (JAFF Netpac) 2017. Ia juga salah satu penyusun dan penulis buku 30 Film Indonesia Terlaris 2002-2018.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.