Sang produser spesialis horor, Jason Blum kini kembali melalui film terbarunya, Freaky. Freaky diarahkan oleh Christopher Landon yang juga berkolaborasi dengan Blum melalui film unik, Happy Death Day. Dengan bujet yang relatif kecil, US 6 juta, kembali Blum mencoba peruntungannya dengan mengkasting bintang-bintang muda yang belum akrab di telinga, seperti Kathryn Newton, Celeste O’Connor, Dana Drori, serta aktor senior Vince Vaugn. Bagi penikmat film, kisah film ini tentunya sudah teramat familiar, namun ada sentuhan baru di sini.

Menjelang pesta perpisahan SMA Blissfield Valley, terjadi pembunuhan brutal yang menewaskan beberapa remaja. Alkisah Millie (Newton) yang pulang larut di malam pertandingan harus berhadapan dengan sang pembunuh. Dalam momen genting, satu peristiwa aneh terjadi. Esok harinya, Millie mendapat dirinya berpindah tubuh dengan sang pembunuh yang semalam mencoba membunuhnya. Jiwa sang pembunuh pun kini bertukar tubuh dengan Millie. Millie dengan tubuh sang pembunuh yang kini diincar polisi, harus berpacu dengan waktu untuk tidak membiarkan “dirinya” membunuh korban-korban berikutnya.

Dari judulnya saja memang sudah tampak merujuk “Freaky Friday”, film komedi fantasi yang berkisah tentang seorang ibu yang berpindah tubuh dengan putrinya. Entah ini dimaksudkan sebagai tribute, namun Freaky mengemasnya dengan genre berbeda, yakni horor. Bahkan sekuen opening pun, terasa mirip sekali dengan seri Friday the 13th dengan sosok Jason-nya. Boleh dibilang, plotnya mengadopsi dua kisah film di atas. It’s not fresh, but it’s fun!

Dengan bermodal unsur supernatural sebagai motifnya, Freaky efektif memainkan tawa penonton melalui premisnya. Sosok Millie yang pasif dan tak percaya diri mendadak berubah menjadi dingin dan tampil beda di sekolah. Lalu sang pembunuh yang bertubuh besar dan kejam berubah menjadi sosok lembut yang berpolah seperti perempuan. Tentu peralihan Ini sudah lebih dari cukup untuk membuat pengembangan kisahnya menjadi menarik dan menghibur penonton melalui aksi ketegangan serta polah keduanya. Dua sosok pemerannya, Vaugn dan Newton bekerja seperti yang diharapkan. Tentu ini mudah untuk aktor senior macam Vaugn.

Baca Juga  WandaVision

Freaky menggunakan konsep ide lawas tentang peralihan yang dikemas segar melalui sisi horor dan komedi. Film ini banyak sekali menawarkan banyolan konyol di antara sisi ketegangan aksinya. Sang sineas, Landon memang sangat terampil memainkan adegan-adegan macam ini, seperti yang ia lakukan dalam Happy Death Day. Hanya sayangnya, film ini tak bisa kita nikmati di layar bioskop. Sudah terbayang tawa dan jeritan penonton sepanjang filmnya. Untuk tontonan di masa pandemi, film menghibur macam ini terasa lebih pas sebagai pelepas lelah dan lara.

Stay safe and Healthy!

1
2
PENILAIAN KAMI
Overall
70 %
Artikel SebelumnyaBuku Harianku
Artikel BerikutnyaHonest Thief
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.