Flight 555 adalah sebuah film bergenre komedi unik yang memiliki latar cerita di dalam sebuah penerbangan pesawat. Kisahnya berawal dari Putu (Tarra Budiman), seorang pria yang kabur ke Jakarta karena akan dijodohkan ayahnya di kampung halamannya di Bali. Putu akhirnya tidak bisa menolak permintaan tersebut karena ia mendapatkan kabar bahwa ayahnya sakit. Putu, mau tak mau harus kembali ke Bali dengan perasaan campur aduk. Semua cerita berawal ketika penerbangan dimulai. Putu bertemu dengan banyak peran dan pribadi yang berbeda-beda di pesawat. Namun, yang tidak kalah menarik adalah bertemu dengan para pramugari cantik yang diperankan oleh Mikha Tambayong, Gisella Anastasia, dan Meriza Febriani.

Adegan awal penerbangan berjalan cepat dengan memperkenalkan banyak tokoh cerita dengan konflik-konflik para penumpang Komo Air 555. Adegan awal begitu menarik karena para pemain yang memang sudah tidak asing di layar kaca. Konflik dimulai ketika Putu menemukan sebuah pistol di toilet secara tidak sengaja. Permasalahan semakin kompleks ketika dua orang berasal dari suku Sunda dan Papua melakukan pembajakan dengan senjata dan pakaian tradisional daerah mereka. Niat mereka adalah untuk membuat penerbangan ke Papua agar pemerintah bisa lebih peduli dengan Pulau Papua.

Komedi yang dihasilkan memang cukup membuat penonton tertawa, terlebih karena para tokoh pendukungnya adalah para komika. Namun, dalam perkembangan alur cerita menjadi tidak jelas arahnya. Seperti mendadak muncul tokoh lain yang juga bertujuan membajak pesawat dengan senjata bom di tubuhnya hanya karena ia kehilangan investor karena penerbangannya dulu telat. Komedi sarkas dan merespon kejadian yang sedang hits menjadi sesuatu yang menarik untuk diangkat, seperti kekuatan media sosial instagram yang mampu membalikkan sebuah kejadian lalu sindiran terhadap wakil rakyat yang kebetulan pula berada di pesawat.

Baca Juga  Mendudukkan “Merah Putih”

Flight 555 adalah sebuah film komedi biasa dengan kisah dan lelucon ala kadarnya, serta kisah yang tak jelas dan mengambang. Namun, film ini menawarkan dan merespon kejadian kejadian yang tengah hits serta sindiran yang dekat dengan penonton. Film ini patut diacungi jempol karena memberikan variasi tokoh dari berbagai karakter, status, dan suku bangsa dalam satu ruang yang terbatas.

WATCH TRAILER

PENILAIAN KAMI
Overall
40 %
Artikel SebelumnyaMenyambut Film Rilis Tahun 2018!
Artikel BerikutnyaDarkest Hour
Tia Sukma Sari lahir di Salatiga 14 November 1994. Sekarang ia masih menempuh pendidikan di Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Jurusan Film dan Televisi. Kesukaannya terhadap dunia baca dan menulis membuatnya memilih konsentrasi di penulisan naskah film fiksi. Ia cukup aktif menulis di tumblr-nya, dan sekarang mencoba untuk semakin rajin menulis ulasan film.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.