Konon sang sutradara, David Robert Mitchell, mengambil ide kisahnya ini dari mimpi buruknya sendiri dimana ia selalu diikuti oleh seseorang. Nyatanya idenya ini segar dalam ranah genre horor khususnya tema remaja. Untuk memancing rasa penasaran penonton, film ini dibuka melalui adegan kecil yang memperlihatkan seorang remaja putri tengah lari dari sesuatu hingga akhirnya ia tewas mengenaskan tanpa sebab yang jelas.
Alkisah Jay (Maika Monroe), seorang remaja putri berkencan dengan Hugh, seorang remaja yang belum lama ia kenal. Jay berhubungan intim dengan Hugh, dan setelahnya ia dibius oleh Hugh. Sesaat setelah bangun ia dalam kondisi terikat dan Hugh menjelaskan jika sebentar lagi akan ada “seseorang” (entiti gaib) yang mengikutinya dan berniat membunuh Jay. Kutukan ini akan berakhir jika ia berhubungan intim dengan laki-laki lain dan “ia” akan mengejar laki-laki tersebut dan seterusnya dan seterusnya. Namun jika Jay dibunuh ia akan kembali mengejar Hugh. Aturan main yang sangat sederhana dan ini sudah lebih dari cukup untuk membuat rasa penasaran dan ketakutan kita terusik sepanjang film.
Entiti gaib tersebut bisa berbentuk siapa pun dan yang paling membuat gregetan adalah ia berjalan pelan namun pasti ke arah korbannya. Ia mudah sekali dihindari namun tidak bodoh dan mengikuti calon korbannya kemana pun ia pergi. Ini yang membuat penonton juga merasa ikut terteror. Sederhana namun efektif. Hampir sudah bisa diduga sepanjang film kita hanya mengikuti Jay bersama kawan-kawannya. Kemana pun mereka pergi kita pun tidak pernah merasa tenang. Terlebih hanya Jay yang bisa melihat entiti tersebut. Walau plotnya selalu berpindah tempat, namun uniknya film ini tetap memiliki tempo cerita yang lambat, membuat kita tidak lelah walau kecemasan selalu mengikuti. Hal ini yang menjadi kekuatan It Follows. Esensi horor sebenarnya bukan hanya pada sosok menyeramkan, setting bangunan tua, atau efek suara dan musik mengagetkan namun bagaimana atmosfir ketegangan dibangun untuk memancing rasa takut penonton.
Satu keunikan film ini adalah dari sisi sinematografi dan musik. Sineas seringkali menahan shot-nya beberapa lama dan menggunakan beberapa teknik pergerakan kamera efektif tanpa editing. Teknik panning yang berputar hingga 360 derajat dengan menahan shot-nya agak lama dalam beberapa adegan mampu mengusik rasa ketegangan kita. Dari sisi ilustrasi musik, penggunaan score gaya synthesizer yang tak lazim dalam film-film horor masa kini membawa kita ke era film-film horor era 1970-1980-an. Para pemain yang rata-rata masih remaja dan belum punya nama juga bermain sangat baik, khususnya Jay dan Paul yang diperankan Maika Monroe dan Keir Gilchrist.
It Follows adalah film horor sederhana berkonsep orisinil yang memiliki kedalaman tema, namun efektif membangun nuansa dan intensitas horor sepanjang film. Ini sesuatu yang jarang kita lihat di film-film horor masa kini. It Follows membuktikan jika genre horor masih mampu menghasilkan suatu terobosan baru dengan cara sederhana. Secara tema film ini juga memiliki pesan dan makna yang amat relevan dengan pergaulan remaja masa kini. Entiti gaib yang mengikuti Jay bisa saja sebagai simbol virus (seperti AIDS) yang ditularkan akibat berhubungan intim secara bebas. Perlahan tetapi mematikan. Sejauh ini It Follows bisa dianggap sebagai salah satu film horor indie modern terbaik.